Mini Wind Turbine Rancangan Dosen UNY Raih Sukses Dalam Workshop eGrid New Zealand

1
min read
A- A+
read

Didik di New Zealand

Dr. phil. Ir. Didik Hariyanto, M.T., dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY berperan secara aktif dalam workshop eGrid (electronic Grid) yang diselenggarakan oleh IEEE, sebuah lembaga internasional di bidang listrik dan elektronika, yang berlangsung di University of Auckland, New Zealand.

Workshop eGrid sendiri berlangsung selama 4 hari dan merupakan salah satu wadah bagi kalangan akademisi dan praktisi di bidang ketenagalistrikan dan bidang-bidang yang terkait untuk saling bertukar ide, informasi terbaru, maupun pengalaman terkait dalam upayanya untuk mengembangkan tenaga listrik dari sumber energi terbarukan (renewable energy). Kegiatan dalam workshop eGrid berupa pemaparan dari para akademisi dan praktisi di bidang ketenagalistrikan dalam bentuk keynote, call for paper, maupun poster” kata Didik, Senin (9/1). Partisipan yang berpartisipasi dalam kegiatan ini berasal dari berbagai negara di dunia, diantaranya dari New Zealand, Australia, Amerika Serikat, Jerman, China, Indonesia dan sebagainya.

Salah satu agenda kegiatan yang menarik dalam workshop tersebut adalah Wonder Project Power Challenge. Wonder Project Power Challenge merupakan kegiatan dalam bentuk kelompok untuk merancang pembangkit mini tenaga angin (wind turbine) yang bertujuan untuk menyalakan lampu. Tantangan bagi kelompok adalah menyalakan lampu sebanyak 9 buah dengan menggunakan rancangan wind turbine yang dibuat. Didik Hariyanto beserta kelompok merupakan satu-satunya yang berhasil memecahkan tantangan dan berhasil menyalakan 9 buah lampu dengan menggunakan rancangan wind turbine yang dibuat. Menurut dosen Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNY tersebut setiap kelompok diberikan komponen-komponen yang berupa mini turbin, tiang penyangga turbin, kabel, dan barang bekas untuk membuat bilah-bilah turbin. “Di mini project ini, masing-masing kelompok diminta untuk berkreasi membuat bilah-bilah turbin dari barang bekas dan menentukan jumlah bilah yang paling ideal untuk menghasilkan daya listrik yang paling besar” kata Didik. Bersama kelompoknya, Didik Hariyanto memutuskan untuk menggunakan 3 bilah turbin. Bahan bilah turbin diambil dari plastik bekas yang dianggap cukup kaku. Desain bilah turbin juga dibuat sedemikian rupa yang dapat menangkap angin secara maksimal. Setelah melakukan beberapa perbaikan desain dari bilah turbin, Didik Hariyanto beserta kelompok berhasil memecahkan tantangan dan berhasil menyalakan 9 buah lampu dengan menggunakan rancangan wind turbine yang dibuat.

Workshop eGrid ini disponsori oleh IEEE Power Electronics Society (PELS) dan IEEE Power & Energy Society (PES). Dengan meningkatnya aplikasi elektronika daya dalam jaringan listrik, dua domain independen dari rekayasa tenaga ini semakin terintegrasi lebih dekat dari sudut pandang sistem, dibandingkan sebelumnya. eGrid menyediakan forum internasional untuk akademisi dan industri di bidang jaringan elektronik untuk bertukar informasi tentang ide penelitian terbaru, kemajuan, perkembangan, pengalaman, pencapaian, tren teknis canggih, dan aplikasi. Lokakarya eGrid sebelumnya telah diselenggarakan dengan sukses di Hefei China (eT&D 2016), Aalborg Denmark (eT&D 2017), Charleston USA (eGrid 2018), Xiamen China (eGrid 2019), Aachen Jerman (eGrid 2020), dan USA (eGrid 2021). Kegiatan eGrid 2022-Auckland mencakup panel, presentasi, dan poster bertema tradisional selama 3 hari yang berfokus pada Teknologi Energi Hijau, Tenaga kerja masa depan untuk mendukung elektrifikasi terbarukan yang lebih dalam, Inovasi dan start-up untuk mendukung operasi end-to-end AC/DC Hybrid Grid, Tantangan teknis untuk menangani perencanaan serta Pengoperasian dan pemeliharaan grid Hybrid.

Penulis : Didik

Editor : Dedy

IKU 3. Dosen Berkegiatan di Luar Kampus