Sebagai bagian dari misi memperkuat transformasi pendidikan di Asia Tenggara, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengambil langkah strategis lewat kolaborasi internasional bersama tiga institusi ternama: Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Universiti Teknologi MARA (UiTM), dan Kasetsart University. Tim peneliti Fakultas MIPA UNY — Dr. Ali Mahmudi, Dr. Sabar Nurohman, Dr. Nur Aeni Ariyanti, dan Rizki Arumning Tyas, M.Pd — melaksanakan rangkaian diskusi ilmiah dan penjajakan kerja sama untuk membedah kesiapan penerapan pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) di Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
UPSI: Pendidikan STEM Malaysia Diperkuat Blueprint dan Kolaborasi Industri Diskusi dimulai di UPSI, Malaysia, pada 21 Juli 2025. Didampingi Associate Professor Dr. Som Cit A/P Si Nang, UNY mendalami bagaimana kebijakan nasional Malaysia mengakselerasi implementasi STEM. Blueprint Pendidikan STEM 2013–2025, didukung National STEM Action Plan dan kolaborasi dengan industri seperti Petronas, membentuk ekosistem yang solid — dari kurikulum KSSM hingga pendekatan project-based learning dan penguatan kompetensi guru melalui pelatihan zonasi.
UiTM: Gamifikasi dan Proyek Inovatif Cetak Guru Masa Depan. Pada 22 Juli 2025, kunjungan berlanjut ke Fakultas Pendidikan UiTM. Bersama Dekan Assoc. Prof. Dr. Shireena Basree Abdul Rahman, tim UNY mengeksplorasi inovasi kurikulum dan teknologi pengajaran. Mahasiswa UiTM aktif dalam proyek lintas disiplin seperti green city dan akuakultur menggunakan platform canggih seperti Arduino, TinkerCad, dan bahkan Minecraft. Integrasi gamification dan penggunaan AI (seperti ChatGPT) menjadi solusi kreatif untuk menarik minat siswa terhadap sains.
Kasetsart University: STEM Bertemu SDGs dan Fun Learning. Di Thailand, tim UNY disambut hangat oleh Asst. Prof. Udomluk Koolsriroj dan Asst. Prof. Wandee Kasemsukpipat pada 24 Juli 2025. Thailand menempatkan STEM sebagai bagian integral dari pendidikan berbasis tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Coding, robotik, dan environmental STEM menjadi fokus utama, disokong melalui STEM camp, action research, dan microteaching. Walau belum ada regulasi nasional yang ketat, semangat pembelajaran kontekstual dan menyenangkan telah melekat kuat di kultur pendidikan mereka.
Membangun Masa Depan STEM: Dari Kolaborasi Menuju Aksi Penelitian lintas negara ini bukan sekadar berbagi gagasan, tetapi membentuk fondasi kebijakan pendidikan STEM yang kontekstual, relevan, dan adaptif terhadap tantangan global abad ke-21. UNY bersama mitra ASEAN-nya sedang membuka jalan menuju sistem pendidikan yang kolaboratif, transformatif, dan berdaya saing global — menjadikan STEM bukan hanya bidang studi, tetapi gerakan bersama untuk masa depan Asia Tenggara.