Kalau kita melakukan tindakan yang hati-hati maka bisa menghasilkan keselamatan. Tapi kalau melakukan perbuatan dengan terburu-buru biasanya menimbulkan celaka. Meski demikian, terdapat 5 perbuatan yang mesti disegerakan, yaitu: menguburkan jenazah, membayar hutang, menikahkan anak perempuan yang telah siap, menghidangkan makanan bagi tamu, dan bertaubat.
Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Muhammad, Rektor STEI Yogyakarta saat ceramah pada acara Syawalan FMIPA UNY yang dilaksanakan secara daring pada Selasa, 18/5/21. Syawalan diikuti oleh dosen dan tendik FMIPA UNY.
Lebih lanjut dikatakan, kehebatan bulan syawal itu pengakuan salah dengan ikhlas muncul. Orang yang salah mengaku salah. Itu hanya terjadi dibulan syawal. Selain dibulan syawal jarang terjadi. Cara memaafkan dengan cara yang terbaik yaitu memaafkan dengan ikhlas, memaafkan yang disertai dengan ‘melepaskan’ rasa sakit yang menyertai munculnya kesalahan itu sebelumnya, tidak mengingat-ingat dan mengungkit.
“Saling memberi maaf itu hendaknya dimusyawarahkan dan dikelola dengan baik agar menjadi barokah, bukan musibah, yakni saling memberi maaf yang berimplikasi dan menginspirasi pada kebaikan-kebaikan berikutnya diantara insan-insan yang saling memaafkan itu”, tambah alumni UNY ini.
Sementara itu Rektor UNY, Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes., AIFO dalam sambutannya mengatakan, secara pribadi maupun kedinasan mewakili para pimpinan yang saat ini diberi amanah untuk mengawal lembaga, dosen, tendik, mahasiswa menghaturkan sugeng riyadi 1442 H mohon maaf lahir dan batin. Kerjasama dan kebersamaan yang sudah terjalin selama ini yang membuat lembaga kita akan selalu bertambah tenar, jaya dalam kebaikan, meningkat kesejahteraan lahir batin.
“Kami yang diberi amanah oleh keluarga besar UNY banyak belajar dari kerja keras dan kesuksesan dari FMIPA serta lembaga yang lain untuk setidaknya menginspirasi dan mencontoh kesuksesan dari FMIPA”, pungkas Rektor. (witono)