Mahasiswa Wajib Terapkan Ilmu Yang Diperoleh Selama Kuliah Di Lokasi KKN

2
min read
A- A+
read

Bupati Blora menyampaikan paparan

Hal yang diharapkan dari mahasiswa KKN diantaranya menerapkan ilmu selama perkuliahan untuk menganalisis permasalahan dan memberikan solusi masalah di desa dan sekolah. Juga mengoptimalkan potensi desa untuk pengentasan kemiskinan, stunting dan anak tidak sekolah. Mahasiswa KKN seharusnya dapat memotivasi dan memberi contoh kepada masyarakat dalam pemanfaatan website desa dari Dinkominfo serta bersinergi dengan masyarakat dalam mengaplikasikan penerapan teknologi tepat guna. KKN ini dapat menjadi bekal terjun ke masyarakat setelah diwisuda. Demikian disampaikan Bupati Blora H. Arief Rohman, S.IP., M.Si dalam pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Praktek Kependidikan (PK) bagi mahasiswa semester gasal tahun akademik 2022 di Auditorium, Rabu (6/7). Arief Rohman berkeinginan agar mahasiswa KKN UNY di Kabupaten Blora dapat memetakan kemiskinan di wilayahnya sebagai masukan bagi pemerintah daerah karena tingkat kemiskinan di Blora mencapai 12.39% yang masuk dalam zona merah. Selain itu juga dapat memetakan beberapa hal seperti gizi buruk, stunting dan angka putus sekolah. “Angka putus sekolah ini meningkat pada masa pandemi” kata Bupati. Menurutnya KKN dan PK mahassiwa UNY di Blora ditempatkan pada 4 kecamatan yaitu kecamatan Blora, Cepu, Jepon dan Kedungtuban. Harapannya dengan pemetaan masalah yang dilakukan mahasiswa KKN dapat menjadi pijakan Bappeda Blora untuk memberi solusi permasalahan di desa tersebut. Hal ini sesuai dengan visi misi Bupati dan Wakil Bupati Blora seperti membangun sumber daya manusia yang berkualitas, berdaya saing dan berkarakter serta memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis potensi daerah dan membuka peluang investasi untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Mahasiswa KKN juga harus dapat berinteraksi dengan masyarakat setempat termasuk budayanya. Bupati Blora bahkan berencana mengadakan pameran di alun-alun Blora pada akhir masa KKN mahasiswa UNY penempatan Kabupaten Blora untuk mendisplay hasil karya atau hasil binaan mereka pada masyarakat desa setempat.

Kepala Balai Pendidikan Menengah Kabupaten Kulonprogo Rudi Prakanto, S.Pd., M.Eng menyampaikan transformasi menuju pembelajaran di era kenormalan baru kuncinya ada pada collaborative learning.Sekarang yang diperlukan siswa adalah kemampuan sifatnya umum. Penalaran kritis, kreativitas, kemampuan bekerja sama, kemampuan komunikasi adalah keterampilan bersifat umum yang lebih diperlukan” kata Rudi Prakanto.  Menurutnya soft skills (kemampuan interaksi sosial) dibutuhkan untuk sukses. Oleh karenanya sekolah harus melatih kemampuan soft skills dengan berpikir kritis dan pemecahan masalah, kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi, kreativitas dan inovasi, literasi teknologi informasi dan komunikasi, belajar kontekstual dan literasi media dan informasi. Kepala Sekolah SMAN 8 Yogyakarta 2018-2020 tersebut menyampaikan untuk pembelajaran kenormalan baru di abad 21 harus mengajar untuk berpikir (teaching for thinking), mengajar berpikir (teaching of thinking), mengajar dengan berpikir (teaching with thinking), dan mengajar tentang berpikir (teaching about thinking) yang semuanya dapat dicapai dengan project based learning dan riset based learning. Diungkapkannya bahwa kegiatan proyek atau kegiatan riset akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik supaya aktif mengeksplorasi isu-isu aktual untuk mendukung pengembangan karakter. Selain itu menjadi pembelajaran bermakna bagi siswa (kontekstual), menguatkan kompetensi literasi membaca, literasi numerik, dan literasi sains (pengetahuan) serta merupakan pembelajaran berpihak pada siswa dan akan menjadi pembelajaran menyenangkan.

Kegiatan pembekalan mahasiswa ini dibuka oleh Rektor UNY Prof. Sumaryanto. Kepala Unit Layanan KKN-PK UNY Dr. Ngatman Soewito mengatakan bahwa pembekalan KKN PK mahasiswa UNY diikuti oleh 4533 mahasiswa dimana 301 mahasiswa mengikuti secara luring dan 4232 mahasiswa secara daring. “Penyebaran lokasi mahasiswa KKN PK UNY diantaranya di Kabupaten Bangka, Kutai Barat, Bantul, Blora, Gunungkidul, Karanganyar, Kebumen, Klaten, Kulonprogo, Magelang, Purworejo, Sleman, Temanggung, Wonogiri, dan Kota Yogyakarta” kata Ngatman. Selain itu ada 6 mahasiswa yang mengikuti KKN Kebangsaan di Kalimantan Tengah. Salah satu peserta KKN, Dwi Nurul Fajriah dari Fakultas MIPA berencana membuat program kerja sesuai masukan dari masyarakat setempat. Mahasiswa prodi kimia tersebut juga berkeinginan membagikan ilmu yang dipelajarinya pada warga desa seperti pembuatan hand sanitizer atau sabun padat. Juga membuat bimbingan belajar bagi siswa sekolah setempat. Sedangkan Finci Khoirunnisa dari prodi fisika berencana mengenalkan digitalisasi pada masyarakat seperti pengenalan marketplace atau membuat alat pengisian air secara otomatis. (Dedy)