KALKULATOR ILMIAH, TEKNOLOGI UNTUK MENDUKUNG PENDIDIKAN MATEMATIKA DI SEKOLAH

KALKULATOR ILMIAH, TEKNOLOGI UNTUK MENDUKUNG PENDIDIKAN MATEMATIKA DI SEKOLAH

Kalkulator ilmiah terus menjadi satu-satunya teknologi yang telah dikembangkan secara khusus untuk mendukung pendidikan matematika di sekolah dan mahasiswa S1 tahun awal, dan versi modern memiliki banyak hal untuk ditawarkan baik kepada siswa maupun guru.

Sementara teknologi lain mungkin lebih kuat secara teknis, kekuatan pendidikan kalkulator muncul dari perpaduan unik antara kemampuan dan properti yang menjadikannya dapat diakses oleh semua siswa pada dasarnya sementara terbukti dapat diterima oleh otoritas penilaian dan kurikulum di banyak tempat di seluruh dunia.

Hal tersebut disampaikan Prof. Dr. Barry Kissane dari School of Education, Murdoch University, Australia pada The 3rd International Seminar on Innovation in Mathematics and Mathematics Education (ISIMMED) yang diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, Kamis-Jumat, (3-4/10/19) di kampus setempat. Pembicara lain pada seminar tersebut yaitu Prof. Dr. José Antonio Vallejo dari  Universidad Autónoma de San Luis Potosí, Mexico, dan Dr. Ariyadi Wijaya dari FMIPA UNY. Tema

Lebih lanjut dikatakan, dalam beberapa konteks, versi online kalkulator sesuai dan dapat diterima. Bersama dengan guru yang berpendidikan baik, dan kurikulum yang mengakui pentingnya teknologi modern, kalkulator ilmiah dapat memiliki dampak yang cukup besar pada kelas matematika, menawarkan kesempatan baru untuk belajar bagi semua siswa, tidak hanya mereka yang berada di komunitas yang makmur. Pada gilirannya, integrasi kalkulator ilmiah yang berhasil ke dalam kurikulum matematika dapat diharapkan untuk meningkatkan pendidikan Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM) secara lebih umum.

Pembicara lainnya, Ariadi Wijaya, mengungkapkan bahwa karakteristik kompleks dari era digital membutuhkan lebih dari sekedar pengetahuan konseptual. Selain keterampilan yang disebut abad ke-21, 'literasi digital' telah dimunculkan untuk menyoroti serangkaian kompetensi penting untuk mengatasi tuntutan era masa depan.

“Literasi digital terdiri dari keterampilan praktis dan fungsional, pemikiran kritis dan evaluasi, kreativitas, keamanan elektronik, komunikasi yang mahir, kolaborasi, pemahaman budaya dan sosial, dan pemrosesan informasi. Mengembangkan kompetensi seperti itu sejak awal pendidikan membutuhkan peran besar guru,” tegasnya.

Ariyadi menambahkan, dengan menerapkan gagasan technological pedagogical content knowledge (TPACK) ke dalam praktik, ada tiga bidang penting yang dipertimbangkan. Pertama, tahap persiapan di mana guru harus merancang atau menyiapkan tugas berbasis teknologi atau bantuan teknologi yang berfokus pada kegiatan eksplorasi. Kedua, selama tahap implementasi guru perlu memberikan perancah yang tepat untuk dibawa dari eksplorasi teknis ke eksplorasi matematika. Terakhir, tahap penilaian dimana guru dapat menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas.

Sementara itu Wakil Rektor bidang Akademik UNY, Prof. Dr. Margana dalam sambutannya mengatakan, sangat disadari bahwa salah satu dari empat tujuan science, technology, engineering & mathematics (STEM) bertujuan untuk mendidik para ahli STEM terbaik di dunia. Sehubungan dengan ini, program pengembangan profesional telah berbagi elemen kepemimpinan yang kuat, membangun kapasitas guru dan dosen, dan memberikan bimbingan instruksional bagi mereka.

Namun, para guru dan dosen STEM kemungkinan menghadapi beberapa kesulitan dalam beradaptasi dengan reformasi integrasi baru ke dalam praktik ruang kelas mereka.

Oleh karena itu, lanjut Margana, program pengembangan profesional STEM yang berkualitas tinggi merupakan kebutuhan mendesak. Sejauh ini, seratus enam puluh (160) artikel penelitian yang berkaitan dengan STEM dari tinjauan jurnal internasional yang mentransformasikan dari pendekatan yang sudah berakar dalam pengajaran dan merangkul sains melalui STEM adalah obat mujarab untuk unggul dalam kompetensi pendidikan abad ke-21. (witono)