Mengajar merupakan panggilan jiwa untuk memberikan pengabdian pada sesama manusia dengan mendidik, mengajar, membimbing, dan melatih, yang diwujudkan melalui proses belajar mengajar serta pemberian bimbingan dan pengarahan kepada siswa agar mencapai potensi masing-masing. Banyak kendala proses kegiatan belajar mengajar terutama di daerah terdepan, terluar dan tertinggal seperti yang dialami Rizqi Amalia. Mahasiswa prodi pendidikan seni tari Fakultas Bahasa dan Seni UNY tersebut ditempatkan di SDN 8 Puding Besar, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam kegiatan Kampus Mengajar.
Menurut Rizqi kegiatan yang dilakukan di awal pertemuan yaitu membantu guru dalam kegiatan pembelajaran, membantu menyelesaikan administrasi sekolah dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan sekolah. “Pada akhir masa tugas, pihak sekolah meminta bantuan saya untuk menjadi pembimbing dalam kegiatan Festival Lomba Seni Siswa Nasional SD tingkat kecamatan untuk cabang perlombaan seni tari” katanya. Rizqi ditugaskan menjadi koreografer dan menciptakan tarian dalam waktu yang singkat dengan waktu satu minggu untuk berlatih sebelum perlombaan dimulai. Pada persiapan ini terdapat banyak hambatan, salah satunya adalah tekanan untuk melatih anak-anak yang berpartisipasi agar dapat memiliki kemampuan dalam hal menari tari tradisional. Karena lokasi sekolah yang terpencil dan SDM yang terbatas, sangat susah menemukan anak yang memiliki talenta alami dalam hal menari sehingga anak-anak yang dipilih untung cabang lomba seni tari adalah anak-anak yang belum pernah menari tradisional sebelumnya. Bahkan saat Rizqi bertanya kepada siswa yang ada di sana, hampir keseluruhan siswa tidak mengetahui apa saja tari tradisional yang berasal dari daerahnya. “Tidak adanya ruang untuk belajar seni daerah di desa tersebut menjadi salah satu penyebab rendahnya pengetahuan anak-anak mengenai seni tradisional di daerahnya” ungkap Rizqi.
Dalam waktu satu minggu Rizqi melatih anak-anak tersebut agar dapat membawakan tarian yang diciptakannya sendiri dalam keterbatasan kemampuan yang mereka miliki. Bahkan Rizqi dan rekan satu tim rela menginap di sekolah selama satu minggu demi memaksimalkan latihan. Siswa berlatih 3 kali dalam sehari, pagi, siang, dan malam hari. Anak-anak yang berpartisipasi sangat bersemangat dan tidak pernah mengeluh sedikitpun. Setiap gerakan yang diberikan mereka akan selalu belajar dengan sungguh-sungguh untuk dapat membawakannya dengan baik. Selama melatih anak-anak tersebut, Rizqi dituntut harus berpikir kreatif agar anak-anak tersebut dapat membawakan tarian yang diberikan degan baik. Metode latihan yang diberikan Rizqi yaitu memberikan latihan kelenturan tubuh dan mengajarkan gerakan-gerakan dasar yang sering muncul dalam tarian melayu. Kemudian Rizqi memfokuskan untuk mentransfer gerakan kepada anak-anak sampai tariannya selesai. Terakhir latihan difokuskan untuk menghafal gerakan serta menyesuaikan ekspresi, suasana, dan mengkompakkan gerakan kelompok. Lomba diselenggarakan di SDN 5 Puding Besar yang berada di desa Labu, berjarak 20 menit dari SDN 8 Puding Besar.
Dari awal persiapan, Rizqi tidak pernah mengharapkan untuk mendapatkan juara pada cabang lomba seni tari. Yang difokuskan hanyalah agar siswa dapat menghafal setiap gerakan dan dapat membawakannya dengan baik pada hari pelaksanaan, apalagi dengan persiapan yang singkat dan keterbatasan kemampuan yang anak-anak miliki. Diluar dugaan, tim SDN 8 Puding Besar mendapatkan juara 1 di cabang lomba seni tari dan berkesempatan untuk mewakili kecamatan Pusing Besar di tingkat Kabupaten. Kepala Sekolah SDN 8 Puding Besar, Nuriman terkejut dan terharu dengan hasil yang didapatkan karena ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah SDN 8 Puding Besar mendapatkan juara 1 cabang tari dan pertama kalinya dapat mewakili kecamatan di tingkat kabupaten untuk Festival Lomba Seni Siswa Nasional. “Ini merupakan pengalaman yang sangat berkesan dan tidak terlupakan bagi saya selama ditugaskan dalam kegiatan Kampus Mengajar” kata Rizqi. Pencapaian ini tak terlepas dari usaha bersama dan pihak sekolah yang selalu mendukung dalam segala hal selama persiapan berlangsung. “Walaupun dengan keterbatasan yang dimiliki, anak-anak yang berpartisipasi mampu memberikan hasil yang terbaik dan memberikan hadiah yang sangat berarti bagi saya dan tim Kampus Mengajar yang bertugas di SDN 8 Puding Besar” katanya. Tim Kampus Mengajar di sekolah ini adalah M. Shafly F dan Rizqi Amalia dari Universitas Negeri Yogyakarta, Ade Annisa, Rizma Zuhriana, Mutiara Kasih dan Nabila Amalia dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta serta Riza Rianti dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. Hal ini merupakan salah satu upaya UNY dalam agenda pembangunan berkelanjutan pada bidang pendidikan bermutu dan kemitraan. (Dedy)