Adanya praktek konsentrasi yang diselenggarakan oleh Departemen PNF (Pendidikan Nonformal), mendorong sekelompok mahasiswi untuk menelurkan sebuah program pemberdayaan masyarakat. Menyasar janda sebagai kelompok rentan, program ini digagas dan diimplementasikan oleh Rubiyantiningsih, Fitri Padmawati, Sabrinasurya Maharani, dan Dinda Nurlisa Septiana. Berpusat di LAZ Pundi Surga, praktek konsentrasi ini terlaksana selama empat bulan sejak Februari hingga Mei 2025. Tak hanya bertujuan mengurangi limbah plastik, program yang dirancang juga memberdayakan kelompok janda melalui keterampilan baru dan peluang ekonomi. Program ini bertajuk “Dari Sampah Menjadi Berkah: Optimalisasi Pemberdayaan Ekonomi Sirkular Bagi Janda Melalui Inovasi Tasbih Ramah Lingkungan”.
Menerapkan prinsip pemberdayaan Partisipatory Action Research, program ini menggandeng Komunitas Jogja Life Cycle, Komunitas Salimah, Yayasan Salman Al-Farisi, serta beberapa fakultas di UNY dalam keberjalanannya. Melalui proses assesmen mitra dan sasaran, program ini dirancang untuk memanfaatkan limbah tutup botol plastik yang berasal dari kampus serta lembaga. Kemudian limbah tersebut diolah menjadi manik-manik yang menjadi bahan utama pembuatan tasbih. Selanjutnya, dilaksanakan kegiatan pelatihan terhadap kelompok sasaran dengan didampingi oleh mahasiswa sebagai fasilitator.
Mempertimbangkan waktu pelaksanaan program yang bersamaan dengan momentum Ramadhan serta Lebaran Haji, mendorong peluang keberhasilan program semakin meningkat. Ditinjau dari sudut pandang sasaran program, beberapa peserta mengaku sangat bersemangat selama menjalankan program. Meskipun angka penjualan belum mencapai jumlah yang tinggi, respon dan antusiasme para pihak yang terlibat terbilang sangat positif, termasuk para customer maupun para mitra strategis.
Harapannya, program ini dapat terus dijaga keberlanjutannya sehingga senantiasa memberikan manfaat bagi masyarakat. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mendorong terbentuknya komunitas mandiri yang mampu mengelola lingkungannya sendiri, dengan dukungan pendampingan dari institusi pendidikan atau lembaga sosial. Selain itu, juga dapat menjadi model bagi pengelolaan limbah yang lebih kreatif dan partisipatif sekaligus menumbuhkan kesadaran akan pentingnya ekonomi sirkular di kalangan masyarakat luas.