SOSIALISASI PENDIDIKAN DAN BEASISWA SELANDIA BARU

Education New Zeland bekerja sama dengan Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan (KUIK) UNY

Education New Zeland bekerja sama dengan Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan (KUIK) UNY menyelenggarakan sosialisasi pendidikan dan beasiswa bertajuk “Study, Live, and Work in New Zeland” di Ruang Sidang Utama, Rektorat UNY, Rabu (12/2/2019).

Adi Cilik Pierewan dari KUIK menyatakan bahwa tujuan diadakannya acara ini adalah sebagai penyediaan informasi bagi yang ingin melanjutkan studinya. “Terutama mahasiswa tingkat akhir di Yogyakarta, khususnya di UNY sebagai persiapan melanjutkan pendidikan tinggi,” ujar Adi.

Tiga pembicara yang mengenalkan studi dan beasiswa ini adalah Naluri Bella Wati dari Education New Zeland, Muhammad Abdul Hakim dari Massey University, dan Radyan Dananjoyo dari Auckland Technology University.

Naluri menyatakan bahwa pilihan studi ke Selandia Baru merupakan opsi menjanjikan, selain karena negaranya yang maju, sistem pendidikan yang baik, hingga toleransinya yang tinggi kepada umat minoritas, termasuk orang-orang Islam.

“Selandia Baru termasuk negara paling demokratis di dunia, serta lulusan universitasnya adalah alumni paling produktif dan menyerap tenaga kerja dengan cepat,” kata Naluri.

Sedangkan Muhammad Abdul Hakim menjelaskan langkah-langkah yang mesti dipenuhi bagi pelamar yang bersiap mendaftar beasiswa.

“Portofolio yang kuat, ditambah harus menyiapkan brief proposal yang menarik dan orisinal adalah bekal yang menjanjikan sebagai syarat diterima beasiswa,” papar Hakim.

Hakim memaparkan bahwa kunci sukses untuk menyelesaikan pendidikan tinggi di Selandia Baru adalah hubungan baik dengan supervisor.

“Apalagi jika jenjang yang ditempuh adalah tingkat doktoral atau PhD, karena program PhD di Selandia Baru itu tidak ada kelas lagi sehingga ruang pendidikannya jadi sempit sekali antara mahasiswa dan profesor,” tambah Hakim.

Pembicara terakhir, Radyan Dananjoyo memberikan tips kuliah sambil bekerja di Selandia Baru. “Banyak pekerjaan full time hingga part time informal bisa dilakukan mahasiswa,” ujar Radyan.

Radyan percaya jika ada kemauan mahasiswa untuk konsisten melanjutkan kuliah di Selandia Baru, kendati beasiswa ditawarkan tidak penuh, mahasiswa dapat bekerja sampingan untuk memenuhi biaya hidupnya di luar negeri. (Muhammad Abdul Hadi/JK)