Adanya wabah Covid 19, menyebabkan kegiatan akreditasi program studi tidak bisa berjalan sebagaimana biasa. Selama dua hari, Selasa-Rabu (18-19/08/2020) asesor dari tim akreditasi BAN PT melakukan Field Assessment dalam rangka Akreditasi Program Studi S1 Pendidikan Teknik Informatika Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) secara virtual. Dalam kegiatan visitasi virtual tersebut, dua asesor yang terdiri dari Prof. Dr. Syahrul, M.Pd., dari Universitas Negeri Makassar dan Dr. Surya Sumpeno, M.Sc., dari Institut Teknologi Sepuluh November mengikuti seremoni yang diawali dengan sambutan Rektor UNY, Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd. dilanjutkan paparan dari pimpinan fakultas dan Koordinator Program Studi Pendidikan Teknik Informatika melalui jaringan internet. Bahkan visitasi ke sejumlah titik yang diperlukan, juga dilakukan secara daring.
Adaptasi perilaku baru pada masa pandemik di kampus tidak saja pada proses perkuliahan tetapi juga pada implementasi akreditasi prodi. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor 5 tahun 2020 disebutkan pada pasal 1 tentang asesmen lapangan akreditasi dapat dilakukan secara daring (online). Artinya, pihak kampus juga dapat mengondisikan proses akreditasi mulai pengumpulan dan rekap data, penyusunan, penulisan, simulasi hingga visitasi dilakukan secara virtual.
Tim assesor berdiskusi secara daring dengan Rektor, Dekan, Wakil Dekan, Ketua Jurusan, Koordinator Program Studi, dosen, mahasiswa, alumni, dan pengguna alumni. Aspek yang di visit oleh asesor BAN-PT adalah 1) visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian, 2) tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu, 3) mahasiswa dan lulusan, 4) sumber daya manusia (dosen), 5) kurikulum, pembelajaran dan suasana akademik, 6) pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi, 7) penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama.
Prof. Syahrul, dalam kesempatan itu menegaskan, meski dilaksanakan secara virtual, namun proses asesmen lapangan ini bisa tetap berjalan maksimal. Hal ini tidak jauh berbeda dengan asesmen lapangan langsung. ''Hanya karena harus dilaksanakan secara online, maka prosesnya tentu jauh berbeda dari yang dilakukan sebelum-sebelumnya,'' katanya.
Selain itu, dia juga menyampaikan, adanya perbedaan waktu antara lokasi asesor dan lokasi perguruan tinggi yang dikunjungi, menyebabkan harus dilakukan penyesuaian waktu antara keduanya.
Senada dengan hal tersebut Dr. Surya Sumpeno berharap, meski dilakukan secara virtual, semua proses asesmen lapangan bisa berjalan lancar dan tanpa kendala. (hryo)