LPPM UNY BERKIPRAH DI DUNIA INTERNASIONAL

LPPM UNY BERKIPRAH DI DUNIA INTERNASIONAL

Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok (PPIT), menggelar acara webinar atau seminar online  (12/04/2019) dengan mengusung tema “Indonesia Cerdas, Mandiri dan Cendekia melalui Hak Kekayaan Intelektual”. Acara ini dibuka dengan serta sambutan oleh ketua PPIT, Fadlan Muzaki dengan menghadirkan pembicara yakni Dr. Suyanta, Ketua LPPM Universitas Negeri Yogyakarta, Dr. Mujiyono, selaku Kepala Sentra Kekayaan Intelektual-KI, LPPM Universitas Negeri Yogyakarta sekaligus perwakilan Sentra Divisi IT Asosiasi Sentra Kekayaan Intelektual, ASKII-Indonesia, serta Dr.phil. Mashoedah, reviewer Hak Cipta Kekayaan Intelektual LPPM Universitas Negeri Yogyakarta. Kegiatan ini juga menjadi salah satu bentuk program kerja KI LPPM Universitas Negeri Yogyakarta di kancah Internasional karena tema kegiatan ini sejalan dengan visi Universitas Negeri Yogyakarta menuju World Class University.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing, Yaya Sutarya, berpesan agar webminar ini menjadi pemicu semangat untuk berkarya bagi mahasiswa Indonesia di Tiongkok yang jumlahnya sudah mencapai 15 ribuan, khususnya untuk mahasiswa Master dan Doktor. “Secara umum, KBRI Beijing melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan siap membantu berbagai hal terkait dengan HKI yang selama ini telah bekerjasama dengan Universitas Negeri Yogyakarta” tuturnya.

Dalam seminar ini, Dr. Suyanta menekankan pentingnya HKI bagi Indonesia. Ia juga membeberkan tentang peluang serta tantangan bagi generasi milenial 4.0 sehingga pihaknya berharap dapat terbukanya  peluang kerjasama antara pelajar di Tiongkok untuk dapat melegalkan karyanya melalui HKI. Senada dengan hal tersebut, Dr. Mujiyono memaparkan tentang pentingnya Hak Paten bagi kemajuan suatu bangsa. ”Penelitian ditingkat master dan doktor diharapkan berbasis permasalahan pada Industri sehingga inovasi yang dikembangkan pada muaranya bukan hanya output, akan tetapi juga income bagi penciptanya. “imbuhnya. Ia menambahkan bahwa keberadaan Pusat kajian Sains dan Teknologi PPI Tiongkok dinilai dapat menjadi wadah bagi pelajar Indonesia di Tiongkok untuk melegalkan hasil karyanya agar dilindungi undang-undang. “Semoga seluruh pelajar Indonesia yang mengikuti webminar ini dapat memahami dan meningkatkan jumlah hak paten dan hak cipta bagi Indonesia,“ imbuhnya.

Semenatara itu, Dr.Phil. Mashoedah, memberikan gambaran secara ringkas tentang hal apa saja yang bisa dibuat menjadi Hak Cipta. Menurutnya banyak masyarakat keliru terkait dengan paten dan hak CIPTA. “Sejatinya dalam pembuatan hak cipta, prosedur pengajuan lebih ringkas dan sederhana, serta tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. “ujarnya.

Acara webminar yang merupakan agenda akhir tahun kepengurusan ini, mendapatkan atensi sangat luar biasa dari peserta. Faqih Maarif, selaku Ketua Panitia, menyebutkan bahwa tidak semua pertanyaan dapat dijawab karena waktu yang sangat terbatas. “Memang waktu 2 jam dirasa tidak cukup untuk membahas materi yang sedemikian penting ini,” ujar Dosen Pendidikan teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY ini.

Menurut Faqih, kegiatan webminar HKI tahap kedua ini mendapat sambutan positif karena berkaitan dengan peran pelajar Indonesia di Luar Negeri dalam meningkatkan hasil karya melalui HKI. “Acara ini adalah salah satu rangkaian acara Literasi Edisi Akhir tahun pengurusan yang diikuti sekitar 70 dari 83 mahasiswa Indonesia yang telah mendaftar, baik dari dalam maupun luar,” ujarnya.

Pusat Kajian Sains dan Teknologi (Pukat Sains) PPI Tiongkok saat ini menghimpun karya pelajar Indonesia melalui kerjasama antara PPIT Tiongkok dan LPPM Universitas Negeri Yogyakarta. “Selain itu, kami juga terus aktif dalam menjalin kerjasama publikasi berskala Internasional dalam bentuk jurnal ilmiah dan konferensi bereputasi terindex Scopus, EEEI, dan SCI,” ungkap Faqih di sela-sela kesibukkan mempersiapkan Pemilu Republik Indonesia di luar negeri. (faqih/hryo)