Lahir dari keluarga yang berlatar belakang pegiat pendidikan membuat Hardika Dwi Hermawan turut aktif dalam dunia pendidikan. Sejak duduk di bangku sekolah dasar Hardika sering membantu teman-temannya belajar, keliling ke rumah teman-temannya belajar bersama, dan berperan seperti guru. Begitupun ketika memasuki SMP, ia mendirikan Taman Baca selayaknya perpustakaan di depan rumah yang ia namakan PUSTABA (Pusat Taman Baca). Selain itu, Hardika juga menyukai dunia komputer yang diikutinya sejak SMP kemudian bergabung dengan Ekstrakurikuler Komputer di SMA yang berisikan anak-anak Olimpiade Komputer. Di masa SMA, dirinya sempat bercita-cita menjadi seorang diplomat bahkan sempat mendaftar dan diterima di program studi Hubungan Internasional pada salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. Namun, setelah mempertimbangkan banyak hal termasuk restu orang tua, akhirnya ia pun mengambil perkuliahan yang berkaitan dengan pendidikan dan teknologi, ia mendaftar jalur SNMPTN Undangan dan memilih Program Studi Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta karena sejak dini tertarik dalam dunia pendidikan.
Pria kelahiran Purbalingga tersebut menceritakan kalau banyak sekali pengalaman ketika menjadi mahasiswa UNY. “Sejak awal kuliah saya bercita-cita kalau sebelum wisuda saya harus bisa pergi ke luar negeri, setiap hari saya mencoba menabung sehari seribu dan berpikiran bahwa uang yang dikumpulkan akan menjadi bekal di luar negeri. Ya walaupun ternyata tak semudah itu” kata Hardika “Jika impian kita kuat maka hal yang kita lakukan atau inginkan akan mengarahkan ke sesuatu yang kita tuju”. Berbagai usaha ia tekuni dengan maksimal, alhasil cita-cita yang diharapkan dapat terwujud bahkan lebih, ia beberapa kali pergi ke luar negeri mengikuti kompetisi, pelatihan, penelitian, mempresentasikan hasil penelitian dan masih banyak lainnya. Itu semua didapatkannya saat di UNY. Termasuk diperolehnya Beasiswa LPDP ke Luar Negeri dan diterima di delapan kampus luar negeri (Australia, Inggris, Belanda, dan Asia) juga berkat banyaknya pengalaman yang didapatkan ketika di UNY.
Ia sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari UNY terlebih Program Studi Pendidikan Teknik Informatika, disana ia menemukan teman yang supportive dan dosen-dosen yang ia kagumi, diantaranya adalah Dekan Fakultas Teknik UNY Periode 2011-2015 yakni Prof. Dr. Moch. Bruri Triyono dan Dr. Ratna Wardani. Pak Dekan selalu mendorong dan menyemangati mahasiswa. Terdapat satu kalimat yang pernah diucapkan oleh Bruri Triyono yang selalu diingat oleh Hardika yaitu pesaing bukan hanya universitas Indonesia, melainkan seluruh universitas atau masyarakat dunia. Pengalaman menarik dan langka pun pernah ia alami, suatu waktu ia pernah diminta untuk mengajar di Pascasarjana S2 yang diampu oleh Dr. Ratna Wardani, M.T, padahal saat itu masih mahasiswa S1. “Dari sinilah mental saya juga makin terbangun” katanya.
Di akhir perkuliahan, ia mendapatkan dosen pembimbing skripsi yang sebelumnya belum dikenal karena tidak pernah mengampu di prodinya, yaitu Dr Ir. Fachrul Arifin. Hardika menceritakan pada awalnya belum kenal dan bertemu pertama kali dengan ketika akan melaksanakan skripsi. “Orangnya baik dan akhirnya sangat dekat dengan saya, bahkan sampai saat ini pun kami masih berkomunikasi. Kami juga pergi bersama ke luar negeri dan pernah mempresentasikan karya beliau” papar Hardika. Setelah mendapatkan dosen pembimbing, ia pun melakukan sebuah penelitian yang datanya diambil di Singapura, “Saat itu belum ada mahasiswa yang mengambil sampel penelitian di luar negeri, saya pun memberitahu dosen pembimbing, kalau saya ingin melakukan hal itu, dan beliau pun menyetujuinya” ucapnya saat diwawancarai oleh pihak Humas UNY.
Pengalaman menjadi aktivis kampus pun menjadi pengalaman menarik yang tidak bisa dilupakan, saat semester satu ia mendirikan Forsimangga yakni sebuah organisasi daerah yang berisi mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah, tujuannya supaya mereka aktif bergerak di daerahnya. Tak hanya itu ia juga pernah menjadi Kepala Departemen Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik UNY, Humas Badan Penggerak Pemuda Daerah, serta Wakil Ketua Forum Eksekutif Mahasiswa Teknik Jateng-DIY. Setelah lulus dari UNY, dirinya sempat bekerja di Kementerian PUPR RI Jakarta tetapi tak berselang lama ia mendapatkan beasiswa LPDP. Setelah menyelesaikan studi, ia pulang ke Indonesia. Pada tahun 2019 ia mendapatkan penghargaan Alumni Award LPDP Bidang Pendidikan yang diberikan oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
Sang peraih Penghargaan Pemuda Berprestasi Tingkat Internasional dari Kementerian Pemuda dan Olahraga RI Tahun 2022 ini juga berpesan kepada seluruh mahasiswa agar tidak hanya aktif di dalam kampus, namun juga aktif di luar kampus termasuk di masyarakat. Tak cukup di situ dirinya juga berharap semakin banyak mahasiswa UNY yang menjadi pegiat pendidikan atau organisasi kemasyarakatan. Desamind Indonesia Foundation yang ia dan temannya dirikan menjadi bentuk nyata bahwa kita bisa melakukan sesuatu untuk Indonesia. “Bagi saya wujud cinta tanah air adalah dengan karya, saya saat itu membuat karya yang berkaitan dengan pendidikan, budaya dan teknologi” tutup Hardika
Penulis: Ayu Puspita N & Ahmad Najiullah S
Editor: Dedy