Wanita yang menyukai dunia otomotif tidak banyak, karena jurusan ini identik dengan dunia laki-laki. Namun hal itu tidak berlaku bagi Priti, gadis desa Gesikan Panggungharjo Sewon Bantul. Dia memilih kuliah di prodi Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik UNY karena kesukaannya akan hal-hal berbau kendaraan bermotor. Priti memang menyukai dunia otomotif sejak kecil. “Saya suka melihat bapak saya membengkel. Praktik pertama kali yang diingat adalah saat SD saya bisa untuk memperbaiki rantai sepeda baik milik sendiri maupun teman. Tambal ban motor merupakan kegiatan yang sering saya lakukan” ungkapnya, Senin (5/6). Priti juga sering membantu bapaknya ketika mengcustom Harley Davidson maupun memperbaiki mobil. Baginya kendaraan trouble atau mogok bukan hal yang menakutkan malah kadang terasa asyik serta harus bisa mendiagnosis permasalahan dan berani untuk mendorong kendaraan menepi. Priti merupakan anak kembar. Kembarannya, Kindi, sedang kuliah di salah satu universitas swasta di Yogyakarta.
Alumni SMKN 2 Yogyakarta itu memaparkan, sejak kelas 1 di jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) diniatkan untuk selalu mendapatkan rangking agar mempermudah memasuki jalur SNMPTN. “Alhamdulillah saya bisa masuk UNY melalui jalur SNMPTN di kelas A1 JPTO (Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif)” katanya. Kelas kecil A1 memiliki 3 mahasiswa perempuan yang semua berasal dari SMK. Namun secara keseluruhan JPTO S1 angkatan 2019 memiliki 9 mahasiswa perempuan.
Gadis kelahiran Bantul 20 Februari 2001 itu mengatakan sejak semester satu pengetahuan dan skill sudah harus ditunjukan karena dalam kelas A dengan persaingan akademik sangat ketat. “Saya masih ingat dulu ketika praktik pengelasan. Banyak teman laki-laki yang menganggap saya tidak bisa dengan skill tersebut bahkan teman perempuan juga menganggap saya sama dengan mereka yang tidak bisa pengelasan. Namun saya dengan sangat mudah menyelesaikan job pengelasan baik asetilin dan listrik. Hal ini karena saya sudah terbiasa mengelas dirumah, bahkan seperti mengulangi praktik saya di SMK dulu” ujar Priti. Pernah juga pada saat ujian praktik mengganti distributor dimana dosen dan teman-teman meragukannya sebagai perempuan dapat mengatasinya, tapi Priti membuktikan dalam ujian tersebut dan berhasil, karena di SMK baik praktik maupun ujian lebih berat daripada di JPTO.
Saat pandemi covid pembelajaran praktik tetap dilakukan dengan cara melakukan praktik pada benda objek diluar kampus. “Karena di rumah saya memiliki kendaraan dan perlengkapan bengkel yang lengkap saya tidak merasa kesulitan mengerjakan tugas tersebut. Namun terdapat tugas yang mewajibkan dilakukan di bengkel ternama, saat itu saya ke bengkel Jogja DAB untuk memenuhi tugas body kendaraan” paparnya. Disanapun para mekanik juga heran ada perempuan di otomotif. Pihak bengkel dan para karyawan sangat terbuka dan menerima mahasiswa untuk belajar. Awalnya mekanik tidak berani memberikan alat poles untuk dicoba oleh Priti. Tetapi setelah diyakinkan jika bisa, Priti diperbolehkan dan mulai memoles kendaraan dengan hasil yang baik. Priti juga mengikuti Uji Kompetensi agar mendapatkan sertifikat. Saat itu ujiannya pada bidang rem tromol dan cakram dengan waktu 30 menit. Akhirnya Priti mendapatkan sertifikat tersebut dan tidak kalah dengan mahasiswa laki laki yang lain.
Selama menjadi mahasiswa sejak semester awal Priti sering diperbantukan oleh dosen baik secara sukarela maupun dengan imbalan, lalu semester 5 mulai ikut penelitian dosen yaitu sistem kontrol elektronik untuk mengedit video pembelajaran dan mengumpulkan data angket. Putri pasangan Sisnanto dan Titik Sulastri itu melakukan praktik industri di Nissan Mlati. Hari pertama Priti ditempatkan di bagian depan membantu CRO dan SA. “Peraturan praktik industri adalah seluruh mahasiswa akan melakukan perputaran job namun khusus untuk saya tidak diperbolehkan untuk diputar, hal ini atas permintaan front office. Saya diberikan tanggungjawab langsung menangani customer. Terdapat beberapa pekerjaan CRO yang tidak pernah dilakukan atau sering keteteran seperti estimasi biaya, reminder, hadiah service oli dan sebagainya” ungkapnya. Priti dirasa mampu oleh pihak front office untuk menghandle pekerjaan depan sehingga dipertahankan pada bagian tersebut dan dijelaskan jika S1 bukan seperti seperti lulusan SMK.
Pada semester 7 Priti menempuh Praktik Kependidikan (PK) di SMK Negeri 2 Yogyakarta dan KKN di Giwangan. Priti bertanggungjawab pada mata kuliah chassis kelas 11 dan 12. “Selama saya mengajar siswa kadang malah tertarik dengan alasan saya sekolah di otomotif, mereka heran bahkan menduga saya salah jurusan” tawa Priti. Ada beberapa guru SMK menyarankan untuk mengajar disana namun Priti ingin melanjutkan untuk sekolah lagi. Skripsi dikerjakan pada semester 7 bersamaan dengan PK juga sekaligus mengambil data. Priti menyelesaikan skripsinya berjudul ‘Evaluasi Program Kelas Industri Pada Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Negeri 2 Yogyakarta’. Awal Mei Priti diperbantukan untuk mengajar LKS dan alhamdulillah siswa meraih juara 1 se-kota Yogyakarta dan juara 4 se-provinsi DIY.
Perjuangannya berbuah manis. Priti berhasil lulus dengan IPK 3,91 berpredikat Cum Laude dalam waktu hanya 3,5 tahun pada wisuda UNY baru-baru ini. Priti juga merupakan wisudawan terbaik prodi dan membawa SMKnya masuk 10 besar di Jogjakarta. “Setelah ini saya ingin melanjutkan S2 teknik bidang otomotif ke luar negeri dengan beasiswa, dan saat ini sedang berjuang untuk memenuhi persyaratan tersebut” papar Priti. Disinggung tentang nama putrinya yang ringkas, menurut Sisnanto tidak ada maksud dan arti apapun selain hanya sekedar nama. “Semua anak saya Namanya terdiri dari lima huruf saja, kecuali anak bungsu. Anak pertama kembar Priti dan Kindi, anak kedua Seigi dan anak bungsu Berni” kata Sisnanto. Anak bungsunya diberi nama tambahan Berni Hercules karena Priti dan Kindi pada masa kecilnya menyukai kartun Hercules dan menginginkan adiknya diberi nama itu.
Penulis: Dedy
Editor: Sudaryono