Ekspor Jasa Olahraga? Bisa!

Peserta kegiatan

Selama 3 hari, Fakultas Ilmu Keolahragaan mengadakan Sertifikasi Kompetensi Eksport Peralatan Olahraga, Kewirausahaan dan Jasa Olahraga yang diadakan hari Selasa-Kamis, 14-16 Desember 2021 bertempat di Ruang Sidang Utama Lantai 3 GPLA FIK. Acara ini diikuti oleh 24 peserta yaitu para Dosen muda dan pimpinan FIK.

Dekan FIK UNY dalam sambutannya mengatakan, sangat mengapresiasi kegiatan sertifikasi ini, dan kegiatan ini sangat bagus jika dilaksanakan secara kontinu, dan tidak hanya dosen sebagai peserta, namun juga mahasiswa. Mahasiswa bisa diberikan bekal untuk mengubah mindset mereka, bahwa menjadi lulusan, tidak selalu menjadi pekerja, namun juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan.

Mahasiswa FIK UNY sendiri sudah banyak yang menciptakan beberapa aparatus baik untuk kesehatan maupun alat olahraga alat permainan bagi anak-anak, namun selama ini, mereka masih membuat peralatan tersebut belum secara profesional, sehingga masih banyak yang belum mengetahui keberadaannya. Dengan ada ini, diharapkan, mahasiswa dan FIK UNY menggandeng dunia usaha untuk lebih bisa membuat dan memasarkan bahkan mungkin juga bisa mengeksport peralatan tersebut.

Acara yang sangat menarik ini mendatangkan pembicara dari GPEI DIY. GPEI sendiri adalah singkatan dari Gabungan Pengusaha Eksport Indonesia, yaitu kumpulan para eksportir baik muda mupun senior yang berada di DIY. Sebagai pembicara utama adalah Ibu S.R. Yuyun Yunastuti, M.A., beliau sendiri adalah ketua DPD GPEI DIY, sebagai penyemangat bagi peserta, Ibu Yuyun mengajak beberapa entrepreneur muda DIY yang sukses sepagai eksportir dari berbagai macam usaha, baik makanan, kulit, alat kesehatan, alat olahraga, dan juga ada pebisnis properti.

Latar belakang mereka beragam, ada yang lulusan S1 dari Teknik yang mencoba peruntungan di bisnis tas, ada yang lulusan IAIN yang akhirnya menggeluti bisnis properti, dan ada pula lulusan luar negeri yang akhirnya sukses dengan bisnis alat kesehatannya.

Dalam hal modal, beberapa pembicara mengaku, bahwa mereka tidak mempunyai modal besar awalnya, ada yang secara terang-terangan menyebutkan dirinya hanya berani untuk take action dahulu, dan dipikir kemudian, namun juga ada yang memang merancang dan mendesain sebaik mungkin sebelum take action. Semua itu tergantung dari pribadi masing-masing, namun ada kesamaan dari semua pembicara, yaitu mereka semua berani mengambil risiko, berani memulai sesuatu yang mungkin tidak terbayangkan sebelumnya.

Tidak haya barang, jasa pun sangat bisa di eksport.banyak jasa yang bisa dijual, sebagai contoh doktor, terapis, dosen, pelatih olahraga, perawat, software, bahkan lawyer. Namun ekspor jasa berbeda dengan barang, karena itulah, pelatihan ini sangat berguna bagi lembaga atau pribadi yang memiliki jasa yang bisa dieksport. (PD)