MAHASISWA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN

Sejarah negara kita menunjukkan bahwa mahasiswa selalu menjadi agen perubahan di saat-saat genting. Misalnya angkatan 1908, saat itu para intelektual muda Budi Utomo memulai perlawanan terhadap Belanda dan akhirnya menjadi perlawanan nasional. Berikutnya pada tahun 1928, pemuda menguatkan embrio kebangkitan nasional dengan Sumpah Pemuda. Pada tahun 1969 mahasiswa mengubah negara dengan Tritura, dan tahun 1998 mahasiswa membawa Indonesia memasuki masa reformasi. Posisi TNI jika dilihat dalam dua gerakan yang terakhir selalu mendukung perubahan menuju Indonesia yang lebih baik walaupun harus diakui bahwa prosesnya tidak selalu berjalan mulus.

Bukan tidak mungkin mahasiswa 2014 akan menjadi agen perubahan dalam sejarah Indonesia. Agar mahasiswa bisa menjadi agen perubahan, maka terlebih dahulu harus mampu memahami hakekat dirinya sebagai mahasiswa. Dilihat dari bentukan katanya, mahasiswa berasal dari dua kata, yaitu “maha” yang berarti besar, dan “siswa” yang berarti orang yang belajar. Jadi, mahasiswa adalah pelajar yang mempunyai derajat paling tinggi dibandingkan dengan pelajar-pelajar lainnya. Untuk itu, mahasiswa harus menggunakan akal pikiran dan hati nuraninya dalam setiap langkah untuk mengatasi masalah yang ada dan menjadi pioner perubahan tatanan masyarakat.

Penyaluran aspirasi melalui aksi demonstrasi bukanlah hal yang tabu. Tetapi tiap-tiap individu harus mewaspadai jangan sampai mahasiswa dijadikan boneka oleh pihak-pihak tertentu yang melancarkan proxy war di Indonesia dengan tujuan agar kita tidak maju dan tidak bisa berkompetisi. Semua harus dikembalikan pada kepentingan bangsa yang bukan hanya 1-2 bulan atau 1-2 tahun kedepan, tetapi 30 tahun bahkan 50 dan 100 tahun ke depan.

Tantangan mahasiswa paling dekat, yaitu diberlakukannya ASEAN Community 2015. Untuk jangka panjang 20-30 tahun yang akan datang, angkatan saya mungkin sudah tidak ada, Anda semua yang akan menghadapi masalah energi, pangan, air dan populasi. Maka dari itu, buatlah gerakan massa sejak sekarang dimulai dari laboratorium, perpustakaan, musholla, atau ruang kelas dan selanjutnya sebarkanlah dengan cara-cara kalian lewat Twitter, Path, Facebook atau jaringan apapun agar generasi muda Indonesia menjadi agen perubahan menuju Indonesia yang lebih baik.

Kita harus sadar dan bangga bahwa Indonesia adalah negeri patriot. Sebuah negeri dengan sumber daya alam melimpah, memiliki ekonomi yang kuat, mempunyai jumlah tenaga kerja yang besar dan dilatarbelakangi dengan keanekaragaman masyarakat. Kondisi ini tentu membuat kecemburuan negara-negara lain. Di lain pihak, ada negara-negara yang tidak ingin Indonesia menjadi negara maju dengan ekonomi yang kuat dan dijadikan sebagai konsumen atau pasar komoditasnya. Ketentraman masyarakat selalu diusik dengan beragam gejolak yang mengarah ke instabilitas kondisi sosial ekonomi. Pemerintah negara yang berusaha membekali generasi mudanya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui program pendidikan berkualitas selalu dihalang-halangi melalui adu domba antarmahasiswa, perkelahian pelajar bahkan pertikaian antarkelompok masyarakat. Isu-isu kesejahteraan dihembuskan kepada kaum pekerja dan buruh untuk menuntut kehidupan dan kesejahteraan yang layak. Akibatnya, muncul demonstrasi buruh di mana-mana yang tanpa disadari telah membuat perusahaan-perusahaan tersebut tidak bisa melakukan kegiatan produksi secara normal dan menimbulkan kerugian yang besar. Situasi ini secara makro dapat menghambat rencana pemerintah untuk menjadikan Indonesia masuk dalam tujuh besar kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2045.

Kita perlu bercermin pada sejarah hancurnya kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta belajar dan mencontoh perjuangan perang kemerdekaan bahwa apabila semua potensi yang ada disatukan maka bangsa ini akan memiliki kekuatan luar biasa dalam membangun bangsa menjadi besar serta siap menghadapi semua tantangan. Pemuda, dalam hal ini mahasiswa, harus membekali diri dengan ilmu pengetahuan yang cukup, keahlian dan keterampilan sesuai bidangnya, wawasan yang luas serta menyiapkan diri dengan pengalaman nyata di lapangan untuk membentuk karakter individu yang kuat dan berwawasan kebangsaan sehingga pada akhirnya akan mampu melawan dan menghancurkan proxy war di Indonesia.

Akhirnya, mari kita mempersiapkan diri dan bahu-membahu antarkomponen bangsa untuk melaksanakan dan menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan negara dengan niat tulus ikhlas hanya untuk memberikan pengabdian terbaik kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita cintai bersama.

 

*Disampaikan dalam acara “Bincang-bincang KSAD dengan Sivitas Akademika UNY”, 18 September 2014 di Auditorium UNY.

Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo