Tantangan Pendidikan Pasca Pandemi di Perguruan Tinggi

1
min read
A- A+
read

Peserta seminar

Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (FT UNY) menyelenggarakan seminar internasional secara hybrid yang dari berbagai latar belakang ilmu bidang teknologi, teknik dan vokasional (06/10/2022). Konferensi ini adalah gabungan dari the 8th International Conference on Technology and Vocational Teachers (ICTVT), the 5th International Conference on Electrical, Electronics, Informatics, and Vocational Education (ICE ELINVO), the 5th International Conference on Vocational Education of Mechanical and Automotive Technology (ICoVEMAT), and the 5th International Conference on Sustainable Infrastructure (ICSI).

Mengangkat tema “Post Pandemic Challenges and Opportunities on Green Technology and Engineering”, agenda ini mengundang Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia sebagai pembicara utama yang diwakili oleh Ir. Aris Darmansyah Edisaputra, M.Eng -  Plt. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderisasi Beragam aserta menghadirkan pembicara tamu Prof. Jenq-Shiou Leu, Ph.D., dari Department of Electronic and Computer Engineering, National Taiwan University of Science and Technology, Taiwan, Prof. Dr. Ing. Oliver Michler dari Institut für Verkehrstelematik, Technische Universität Dresden, Germany, Prof. Dr. Ing. Lee Seonha dari President of the Korean Transportation Association Department of Civil and Environmental Engineering, Kongju National University, Republic of Korea, Assoc. Prof. Ferry Jie, Ph.D, FCILT., FCES., dari Edith Cowan University, Australia dan Prof. Dr. Eng. Ir. Didik Nurhadiyanto, M.T., IPU dari Universitas Negeri Yogyakarta.

Dekan FT UNY, Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D dalam laporannya menyampaikan bahwa pada konferensi ini, total 160 pemakalah yang akan mempresentasikan hasil riset mereka tentang inovasi pembelajaran dan best practice dalam menjawab tantangan dan memaksimalkan peluang teknologi yang mendukung pembangunan berkelanjutan terutama selepas masa pandemic Covid-19.

Herman menambahkan bahwa transisi pasca pandemi dalam dunia pendidikan tidak sesederhana yang dibayangkan terlebih di tingkat perguruan tinggi.

“Pada dasarnya, kita dihadapkan pada dua pilihan, yakni satu perspektif menyiratkan kembalinya ke rutinitas pengajaran dan pembelajaran sebelum pandemi. Pandangan lain adalah pengenalan dan perluasan penggunaan teknologi dalam pendidikan yang tidak hanya dipandang sebagai “alat darurat” untuk menjembatani jarak antara guru dan siswa, tetapi sebagai cara untuk mengembangkan sistem pendidikan di era digital,” ujar Herman.

“Perspektif ini ingin mengejar masa depan pendidikan berbasis lingkungan digital—bukan berarti menghilangkan lingkungan sosial di kampus namun memperluas pengalaman belajar peserta didik,” lanjutnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Margana, M.Hum., M.A., dalam sambutannya mengatakan bahwa Tahun 2022 menjadi lembaran baru dalam pelaksanaan pendidikan pasca Pandemi Covid-19. “Masa pandemi telah memberikan semacam rehat kepada bumi untuk bernafas dengan tingkat polusi minimal yang juga mengurangi resiko pemanasan global,” ujarnya.

“Namun, kemiskinan, kesehatan, kualitas pendidikan, pengangguran, dan beberapa aspek lain benar-benar luluh lantah sehingga berbagai penelitian dan inovasi berlandaskan Sustainable and Development Goals (SDGs) memberikan berbagai pandangan baru untuk membimbing bangsa ini keluar dari masa krisis pasca pandemi Covid-19,” imbuh Margana.

“Literasi digital dan kreativitas menjadi komponen penting bagi masa depan bangsa sehingga institusi pendidikan ditutut mampu mencetak lulusan yang agile yang mampu memberikan solusi-solusi dalam tantangan abad 21,” terangnya. 

Penulis : Haryo

Editor : Dedy