Seminar Nasional ‘Serentak Berkolaborasi, Wujudkan Inovasi’ Sukses Berbagi Praktik Baik Antar Praktisi Pendidikan Calon Guru di Indonesia

2
min read
A- A+
read

Seminar nasional

Kualitas guru adalah salah satu kunci terwujudnya pendidikan berkualitas di Indonesia. Untuk itu,  butuh kolaborasi dari berbagai pihak untuk mendukung upaya revitalisasi dan inovasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) guna melahirkan guru yang mampu mendorong tumbuh kembang siswa secara holistik. Hal tersebut menjadi tema utama dalam seminar berbagi praktik baik Program PPG Prajabatan yang dilangsungkan secara hybrid dari Auditorium Digital Library Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Kamis 24 November 2022 yang diselenggarakan oleh Kemdikbudristek, Kemenag, UNY dan Tanoto Foundation.

Dr Zainun Misbach, M.Sc, Koordinator Kelompok Kerja PPG Prajabatan Kemdikbudristek memaparkan bahwa tahun ini pemerintah telah merekrut 40.000 calon guru dari mahasiswa PPG Prajabatan. Program penyiapan guru sendiri adalah salah satu program strategis dan prioritas Kemendikbudristek karena tanpa tenaga pendidik yang mumpuni, pembelajaran di sekolah tidak dapat berjalan dengan baik. “Salah satu upaya yang kita lakukan adalah melakukan penyesuaian kurikulum PPG Prajabatan agar sejalan dengan trend Pendidikan global,” terangnya. “Seperti menyiapkan mata kuliah yang bermanfaat bagi peserta didik di masa depan misalnya design thinking atau computational thinking,” imbuh Zainun Misbach.

Senada, Prof. Dr. Margana, Wakil Rektor Bidang Akademik UNY menyerukan bahwa pendidik harus siap akan perubahan paradigma dalam menghadapi Pendidikan 4.0, yaitu melalui pengembangan kemandirian belajar, literasi digital, dan kolaborasi untuk berinovasi.

Ikut memberi sambutan, Plt Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemdikbudristek, Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd mengatakan bahwa rancangan perkuliahan PPG Prajabatan diselaraskan dengan program transformasi pendidikan merdeka belajar. Nunuk Suryani berharap diseminasi praktik baik melalui Seminar Nasional ini mampu memperkaya ragam praktik pengajaran bagi peserta PPG Prajabatan.

Harapan ini diamini oleh CEO Global Tanoto Foundation Dr. J. Satrijo Tanudjojo. Satrijo pun memastikan Tanoto Foundation memiliki semangat tinggi untuk berkontribusi di bidang pendidikan. “Kita tahu bahwa persiapan calon guru adalah hal yang kompleks, penuh tantangan, namun strategis untuk memastikan sistem pendidikan kita diisi oleh sumber daya manusia yang kompeten,” ucap Satrijo. Tanoto Foundation sendiri mendukung penguatan pendidikan calon guru di 13 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di area Pengembangan Kapasitas Dosen, Pemodelan Praktik Mengajar, Pengukuran Mutu Perkuliahan, dan Induksi Guru Baru.

Seminar Nasional ini dibuka dengan diskusi bertajuk “Kompleksitas Penyelenggaraan PPG Prajabatan” dengan narasumber Dr. Zainun Misbach, M.Sc, Koordinator Kelompok Kerja PPG Prajabatan Kemdikbudristek; Prof. Anita Lie, Ed.D dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWM), dan Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang dimoderatori oleh Dr. Luciana, Dekan Fakultas Pendidikan dan Bahasa Unika Atma Jaya

Prof. Anita Lie, Ed.D mempresentasikan hasil penelitiannya tentang program induksi bagi guru pemula di tujuh provinsi yang belum berjalan maksimal. Menurutnya, program induksi sebaiknya berbasis sekolah, karena sekolah sebagai sebuah ekosistem memiliki karakter yang berbeda. Program induksi yang baik memiliki tiga komponen utama yaitu: pelatihan terus menerus, mentoring, dan community of practice. “Pelatihan terus menerus ini juga bisa dilakukan melalui komunitas belajar seperti KKG atau MGMP,” terangnya. “Community of practice inilah yang dibutuhkan oleh guru pemula supaya bisa bertumbuh dan setia dalam profesinya,” tutupnya.

Mengenai bagaimana proses perkuliahan PPG Prajabatan sebaiknya berlangsung, Prof.  Dr. Muchlas Samani, M.Pd berpendapat, perlunya ada pihak, misalnya pemerintah atau mitra pembangunan, yang memfasilitasi kolaborasi antara dosen dan guru pamong di sekolah dalam membimbing mahasiswa calon guru. Selain itu, dosen dan guru pamong perlu melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai salah satu pintu masuk inovasi karena dapat dilakukan dengan mudah, murah, sederhana, dan bisa dilakukan di sekolah.

Penulis : Tanoto Foundation

Editor : Dedy

IKU 6. Program Studi Bekerjasama dengan Mitra Kelas Dunia