Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNY mendampingi UMKM di Desa Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan upaya pengoptimalan potensi UMKM di Desa Pleret berbasis Ecoedu Culture Center dengan berbagai aktivitas yang menarik dan edukatif dan menjadikan Desa Pleret sebagai pusat destinasi baru bagi masyarakat secara luas. Pendampingan ini adalah salah satu bagian dari Program Wira Desa yang digagas Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. Program Wira Desa adalah program pertumbuhan dan perkembangan kegiatan wirausaha di desa, baik usaha kelompok dan atau usaha individu, usaha lama dan atau usaha baru yang berpotensi menjadi penggerak perekonomian desa dan menjadi salah satu keunggulan desa.
BEM UNY yang terdiri dari Ismail Fajar Isakhofi, Ari Prigiantika, Fathonah, Luthfia Dwi Rachmani, Nadhifah Nur Etsa, Titan Dwikama Putra, Fadhiil Dhiya Ulhaq, Kurnia Dwi Utami dan Ulul Faizah menggagas bermacam kegiatan, salah satunya pembuatan stik tahu. Menurut Ismail Fajar Isakhofi pelatihan stik tahu dilatarbelakangi oleh banyaknya produsen tahu di Dukuh Gunungan, Kalurahan Pleret, Kapanewon Pleret, Bantul. Selama ini produsen tahu menjual tahu dalam bentuk mentah dan olahan tradisional seperti tahu goreng. “Maka dari itu, kami berinisiatif mengolah produk tahu mentah tersebut dengan nilai jual yang lebih tinggi lagi yaitu stik tahu” katanya. Dengan adanya inovasi ini tahu dapat dikonsumsi kapan saja dan mudah dibawa seperti layaknya camilan. Target pelatihan adalah para ibu PKK pedukuhan tersebut. Harapannya olahan stik tahu dapat menjadi lapangan pekerjaan baru di daerah tersebut.
Pelaksanaan pelatihan pembuatan stik tahu diampu oleh dosen pendidikan teknik boga dan busana Fakultas Teknik UNY Ezra Chica'al Sandya, M.Pd. Dikatakannya bahwa tahu kaya akan protein kedelai, sehingga baik untuk penderita jantung dan diabetes. “Selain itu tahu mengandung beberapa nutrisi sehat, termasuk kaya protein, rendah kalori dan bebas kolesterol” kata Ezra. Alat yang digunakan dalam membuat stik tahu adalah wajan, kompor, baskom, spatula, dan sendok pengaduk. Kemudian untuk sekali produksi dibutuhkan bahan 2,5 kg tahu putih, 0,5 kg siung bawang putih dihaluskan, lada bubuk dan garam, 2,5 sdm tepung maizena, serta minyak goreng secukupnya. Cara pembuatannya semua bahan dicampur kecuali minyak goreng. Setelah bahan tercampur selanjutnya dicetak memanjang, untuk membentuk cetakan ini cukup mudah, yaitu dengan menggulung adonan memanjang. Setelah selesai dicetak, kemudian didinginkan lalu digoreng hingga kering. Setelah kering dimasukkan kedalam kemasan. Salah satu peserta pelatihan, Darsilah merasa senang akan adanya pelatihan ini karena dapat meningkatkan pengetahuan tentang cara mengolah tahu. “Selama ini saya menjual tahu kuning di Pasar Kotagede, namun selama pandemi penjualan saya turun 75%” katanya. Dengan ilmu pengolahan tahu menjadi stik membuka wawasan warga Gunungan Pleret tersebut tentang cara lain dalam menyajikan tahu. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya UNY dalam agenda pembangunan berkelanjutan pada bidang pendidikan bermutu dan kemitraan. (Dedy)