MSIB Perpendek Masa Tunggu Alumni Mendapat Pekerjaan

1
min read
A- A+
read

Ria Aprilia

Adanya kegiatan magang dan studi independent bersertifikat karena untuk membuat jembatan emas bagi para mahasiswa untuk mencapai karir impiannya, diantaranya sebagai praktisi professional, wirausaha, akademisi atau freelancer. Kenapa harus dipersiapkan, karena tantangan talenta masa depan meliputi teknologi, sosial budaya, tenaga kerja dan lingkungan. Apabila mahasiswa mengikuti program magang dengan sungguh-sungguh tidak menutup kemungkinan mendapat golden ticket atau ditawari menjadi karyawan di perusahaan tersebut sebelum lulus. Hal ini dikatakan manager MSIB Kemendikbudristek Ria Aprilia, M.Psi dalam sosialisasi MSIB (Magang dan Studi Independen Bersertifikat) dan PMM (Pertukaran Mahasiswa Merdeka) secara daring. Menurutnya, selain itu dengan program magang juga ada softskill yang akan meningkat. “Manfaat program ini salah satunya dapat memperpendek masa tunggu alumni dalam mendapatkan pekerjaan setelah lulus kuliah menjadi 1,1 bulan, dibandingkan dengan masa tunggu nasional 4 bulan” kata Ria. MSIB merupakan program yang bertujuan memberi kesempatan pada mahasiswa untuk melakukan magang dengan proyek akhir di perusahaan kelas dunia. Melalui bimbingan mentor professional mahasiswa didorong untuk memecahkan masalah nyata dan mengasah ketrampilan kerja. MSIB memfasilitasi pengalaman terjung langsung ke dunia industri untuk para mahasiswa sekaligus menyediakan calon talenta yang siap masuk dunia kerja. Ria Aprilia juga memaparkan bahwa mahasiswa alumni MSIB memiliki kapasitas berfikir diatas rata-rata mulai dari skill pemecahan masalah hingga berfikir kritis dan kreatif. Selain itu alumni MSIB juga memiliki kompetensi kepemimpinan diatas rata-rata. Dikatakannya bahwa syarat mengikuti program MSIB adalah mahasiswa PTN/PTS minimal semester 5 bagi D4/S1 serta semester 3 bagi vokasi, mendapat surat rekomendasi dan Surat Pernyataan Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM) serta memenuhi kualifikasi yang disyaratkan mitra.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UNY Prof. Siswantoyo mengatakan bahwa program PMM 2 telah dilaksanakan pada tahun 2022. “Harapannya kami mendapat pencerahan tentang kegiatan MSIB dan PMM langsung dari narasumber yang berkompeten” kata Siswantoyo, Selasa (17/1). Karena kekuatan UNY ada pada kebersamaan, Siswantoyo mengajar para koordinator program studi untuk menciptakan energi positif dalam indikator kinerja utama. Wakil Rektor juga memaparkan bahwa jumlah mahasiswa dari luar yang ikut PMM di UNY lebih banyak daripada mahasiswa UNY yang mengikuti PMM di luar UNY sehingga Wakil Rektor mengajak koordinator program studi untuk menyeleksi 10 orang yang direkomendasikan untuk ikut PMM dan 10 orang untuk ikut MSIB. Dua kegiatan tersebut adalah wujud kemitraan UNY dengan institusi lain yang dibungkus dengan naskah Kerjasama.

Selain pemakalah luar, juga ada pemakalah internal UNY yang disampaikan Dr. Nawan Primasoni yang menyampaikan paparan tentang Pertukaran Mahasiswa Merdeka dan Dr. Banu Setyo Adi yang menyampaikan paparan tentang rekognisi/ekuivalensi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Sosialisasi secara daring tersebut diikuti oleh lebih dari 600 mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan UNY.

Penulis : Dedy

Editor : Yuyun

MBKM