Setelah dua kali gagal, akhirnya berhasil di keikutsertaan ketiga, rasanya seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Ini bukan hanya saya, tetapi untuk seluruh masyarakat yang mengandalkan pendidikan sebagai jalan keluar, ungkapan Ahmad Qadarisman salah satu awardee LPDP. Perjuangan dan ketekunan membuktikan bahwa impian bisa dicapai melalui kerja keras, komitmen dan keyakinan yang tak tergoyahkan.
Ahmad Qadarisman yang biasa disapa Ahmad. Mahasiswa Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, Program Studi Teknologi Pembelajaran Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini, merupakan salah satu mahasiswa intake ganjil 2024 yang tengah menggali potensi teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dalam dunia yang semakin kompetitif, pendidikan menjadi fondasi utama untuk meraih cita-cita. Beasiswa LPDP tidak hanya menawarkan dukungan finansial tetapi juga harapan bagi mereka yang ingin mengubah nasib dan berkontribusi untuk masyarakat. Ditengah tantangan yang dihadapi, LPDP hadir sebagai cahaya pencerah, membimbing para penerima beasiswa menuju masa depan yang lebih cerah dan penuh potensi. “Kabar keberhasilan menjadi bagian dari program beasiswa LPDP merupakan kabar yang dinanti-nanti sejak tahun 2023”, ungkapnya. Sebelumnya mengalami kegagalan dalam proses seleksi dua kali, yang dimana selalu berakhir pada seleksi subtansi (wawancara) dan kemudian pada keikutsertaan yang ke-3 di tahun 2024 baru berhasil lulus seleksi secara keseluruhan.
Pada saat kabar menghampiri disambut gembira dan bahagia oleh pihak keluarga, yang merupakan dengan memperoleh pendidikan setinggi-tingginya, “Mengingat saya berasal dari keluarga yang berprofesi sebagai buruh tani garam” jelasnya. Ahmad seorang guru IPA dengan status honorer di salah satu sekolah SMP YAS’A Sumenep yang ikut bangga mendengar kabar kelulusannya. Begitu juga dengan teman sejawat semasa kuliah Strata Satu dan para dosen di Pendidikan IPA UTM (Universitas Trunojoyo Madura) memberikan apresiasi atas kabar gembira tersebut.
Dengan serangkaian program pendukung seperti pelatihan bahasa dan pengembangan soft skills, LPDP membekali para awardee untuk menjadi pemimpin masa depan yang siap menghadapi berbagai tantangan dan dibutuhkan di dunia nyata. “Saya ingin mendirikan startup edutech yang mengintegrasikan kearifan local dalam proses pembelajaran,” kata Ahmad dengan semangat. Visi ini mencerminkan keinginannya untuk menciptakan suatu platform yang tidak hanya focus pada aspek akademik tetapi juga menghargai tradisi dan budaya local. Dia percaya bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang relevan dengan konteks masyarakat dan dengan demikian dapat memberikan dampak yang lebih besar.
Namun, perjalanan Ahmad tidak hanya tentang belajar di dalam kelas. “Networking di sini sangat berharga. Saya bertemu dengan sejumlah professional inspiratif yang memberi saya wawasan baru tentang karir dan industry,” jelasnya. Melalui program LEAD dan kolaborasi dengan berbagai organisasi, Ahmad merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan di dunia kerja yang kompetitif. Koneksi yang dibangun selama program kerja tetapi juga menciptakan komunitas yang saling mendukung, di mana setiap individu dapat berbagi pengalaman dan belajar dari satu sama lain.
Ahmad dan timnya menginisiasi proyek social yang berfokus pada edukasi kesehatan, khususnya tentang diabetes. “kami ingin menyebarkan kesadaran tentang penyakit ini dan pentingnya pola hidup sehat. Pendidikan tidak hanya berlangsung di ruang kelas, tetapi juga di tengah masyarakat” kata Ahmad dengan penuh keyakinan. Proyek ini melibatkan serangkaian kegiatan, mulai dari seminar workshop hingga penyuluhan langsung di komunitas. Ahmad dan rekan-rekannya berkomiten untuk mengedukasi masyarakat tentang cara mencegah diabetes melalui pola makan sehat dan aktivitas fisik. Ini bukan hanya sekedar kegiatan social, tetapi merupakan bemtuk kepedulian nyata yang diharapkan dapat membawa perubahan positif. Program ini menunjukkan bahwa pendidikan berkualitas dapat diakses oleh semua orang tanpa memandang status social atau ekonomi. Mereka menyadari bahwa tanggung jawab mereka bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk generasi mendatang yang mengharapkan perubahan dan kemajuan.
“Melanjutkan studi ke jenjang Magister di UNY adalah rencana pertama yang saya cantumkan dalam proses pendaftaran dan seleksi beasiswa LPDP”, ujarnya. UNY sebagai kampus tujuan yang didasari oleh beberapa alasan, 1) UNY merupakan salah satu kampus kependidikan di Indonesia yang sangat direkomendasikan dan sebagai kampus yang paling banyak diminati oleh awardee yang berlatar belakang profesi sebagai guru. 2) Program Magister Teknologi Pembelajaran UNY memiliki akreditas yang unggul dan 3) Secara spesifik Magister Teknologi Pembelajaran UNY, dalam upaya memfasilitasi belajar dan peningkatan kinerja terdapat mata kuliah di kampus lain.
Ahmad berpesan pada para calon awardee penerima LPDP untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin dari berbagai kebutuhan di setiap tahap seleski, tahap administrasi, skolastik, dan subtansi. Pada tahap seleksi administrasi hendaknya lebih teliti dan cermat dalam pengisian formular beasiswa LPDP dan mengunggah dokumen yang menjadi persyaratan, karena kesalahan pada tahap ini akan menghentikan Langkah ke tahap berikutnya dan bahkan berakibat fatal pada tahap selanjutnya.
Pada tahap seleksi skolastik untuk memperbanyak belajar dan Latihan materi yang dibutuhkan, selain hal tersebut belajar manajemen waktu mengerjakan soal juga sangat penting untuk memperoleh skor yang tinggi. “Selain usaha senantiasalah mengiringi usaha kita dengan doa dan percaya apapun hasilnya gagal atau lulus merupakan hasil terbaik bagi kita” jelasnya. Apabila gagal jadikan momentum mengevaluasi diri dan meningkatkan motivasi, jika lulus usahakan menjadi pribadi yang siap mengemban tanggung jawab dan menjadi yang lebih bermanfaat untuk orang lain.