Terdapat beragam cara untuk meningkatkan motivasi dan efikasi diri. Misalnya dengan persuasi verbal, ceramah motivasi, hingga menonton film atau tayangan video. Upaya meningkatkan efikasi diri dengan cara-cara tersebut sekadar mengandalkan salah satu sumber efikasi saja dan hal tadi jauh dari kata efektif.
Hal ini dikarenakan motivasi yang tumbuh dari luar (ekstrinsik), bukan dari dalam diri seseorang (intrinsik) hanya akan berumur pendek. Motivasi yang berasal dari luar tidak akan bertahan lama karena bergantung pada stimulus ekstrinsik. Oleh sebab itu, empat mahasiswa UNY yang terdiri dari Pratrisya Cinta Paramita (Psikologi), Dian Candrasari (Psikologi), Shafira Rizqi Amalia (Psikologi), dan Safira Adnina (Pendidikan Seni Rupa) menyusun program pengabdian masyarakat dalam upaya meningkatkan motivasi dan efikasi diri yang berasal dari stimulus intrinsik individu. Sasaran yang dituju keempat mahasiswa tersebut adalah anak-anak di komunitas Rumah Belajar Kreatif Kaki Gunung Merapi (Kagem Jogja). Konsep yang mereka usung adalah melalui program menulis catatan harian.
Program pengabdian masyarakat ini bertajuk Wafter: Writing Diary for The Better Future. Program ini mengajak anak-anak di komunitas Kagem untuk menulis diari atau catatan harian untuk lebih mengenal diri mereka sendiri. Berdasarkan hal tersebut, diharapkan efikasi diri mereka meningkat.
“Penulisan catatan harian ini didasarkan pada tiga materi besar yaitu self (mengenal diri), self compassion (belas kasih), dan mimpi yang berdasarkan pada empat sumber efikasi diri. Ketiga materi besar tersebut dirincikan dalam dua belas kali pertemuan selama 4 bulan,” ujar Dian Candrasari, Sabtu (14/9/2019).
Selepas empat bulan, terdapat peningkatan efikasi diri yang cukup pesat dari peserta-peserta kegiatan. Atas uniknya konsep yang digagas keempat mahasiswa UNY ini, Wafter meraih hibah program PKM dari Kemenristekdikti dan lolos dalam kejuaraan Pimnas di Universitas Udayana, Bali. (Muhammad Abdul Hadi/JK)