INSPIRASI CALON GURU MELALUI INOVASI DAN KREATIVITAS DALAM PEMBELAJARAN ONLINE

2
min read
A- A+
read

Program Pengembangan inovasi untuk kualitas pembelajaran (PINTAR) Tanoto Foundation berkolaborasi dengan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengadaptasi pola pembelajaran yang berubah seiring dengan pendemi covid 19. Adaptasi ini dilakukan dengan menyesuaikan model pelatihan yang sebelumnya berbentuk tatap muka menjadi model e-learning atau dalam jaringan (daring).

“Sangat tepat sekali pola pelatihan daring yang dilakukan oleh Tanoto Foundation dengan melatih dosen-dosen UNY tentang bagaimana mengemas pembelajaran aktif dan budaya baca. Meskipun kita sudah berupaya melakukan secara maksimal dengan berbagai cara, tentu ada banyak hal yang baru. Yang inspiratif, dan membantu untuk munculnya kreativitas-kreativitas yang memudahkan dan memaksimalkan tujuan dalam perkuliahan online,” jelas Wakil Rektor IV Bidang Kerja Sama dan Pengembangan UNY Dr. rer. nat. Senam dalam pembukaan pelatihan pedagogi bagi dosen-dosen mitra Tanoto Foundation yang dilakukan secara daring.

Implementasikan melalui integrasi dalam perkuliahan

Kegiatan yang dilakukan oleh Tanoto Foundation dan UNY sejak 16 Mei 2020  sampai hari ini (19/5) dijelaskan oleh Senam menjawab tantangan globalisasi di tengah pademi. Selama pandemi, UNY juga terus mengembangkan berbagai model perkuliahan jarak jauh. Mulai penyediaan fasilitas yang melekat di web sampai dengan pengintegrasian model perkuliahan yang awalnya blended learning, yaitu  50% daring 50% online menjadi semuanya berbabasis online.

“Kesempatan ini sangat tepat untuk belajar best practices dari Tanoto Foundation. UNY mengembangkan pendidikan bersama  dan setelah ini akan berpacu dari pengalaman terbaiknya.  Selanjutnya saya berharap, bapak ibu dan di tingkat dekan supaya ada integrasi dan mengimplementasikan sehingga menjadi lebih bermakna pada pengembangan perkuliahan di program studi-program studi UNY,” harapnya.

Direktur Pendidikan Dasar Tanoto Foundation M. Ari Widowati saat penutupan (19/5) menyebutkan bahwa LPTK memiliki fungsi yang strategis dalam pengembangan pendidikan. Pelatihan untuk LPTK tidak boleh berhenti karena pandemi. Harus ada terobosan yang mampu mensolusikan. Itulah kenapa Program PINTAR mendorong tim untuk berkolaborasi mencari cara untuk mengemas pola pelatihan agar lebih adaptif dan bermakna.

“Pelatihan jenjang LPTK merupakan Investasi untuk membangun anak jangka panjang. Karena mahasiswa calon guru nantinya akan melatih siswa mulai dari usia dini sampai jenjang lanjut. Karena itu, Tanoto Foundation hadir untuk sama-sama bekerja menciptakan guru-guru yang lebih aktif dan untuk guru-guru yang lebih efektif. Dan semuanya itu dimulai dari melatih dan berkolobasi dengan dosen-dosen lewat pelatihan seperti ini,” ungkapnya

Modul Sarat dengan Pendekatan Pelajar Pancasila

Ari Widowati menyampaikan bahwa dalam mengimplementasikan hasil-hasil pelatihan setidaknya para dosen bisa mengembangkan amanat dari Menteri Pendidikan saat ini tentang Pelajar Pancasila. Ari menjelaskan setidaknya beberapa kemampuan dan kompetensi pelajar Pancasila diantaranya  berpikir kritis, mandiri, berakhlak, kebhinnekaan, gotong royong, dan kreatifitas

“Gotong Royong ini diwujudkan dalam kemampuan kolaborasi, empati, tidak ada satu pekerjaan di dunia ini yang solo. Sedangkan kreatifitas diantaranya mampu berinovasi, mampu menciptakan hal-hal baru, dan mencintai budaya dan kesenian,” jelasnya.

Kelola Interaksi, kunci pembelajaran e-learning

Pelatihan yang diikuti oleh 35 orang dosen dari Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas MIPA, dan Fakultas Bahasa dan sastra ini menguatkan tentang penguatan pembelajaran aktif dan budaya baca.

Setiap segmen terbagi dari unit untuk mengaktifkan pembelajaran/perkuliahan aktif, membuat lembar kerja yang berbasis higher order thinking dan skill (HOTS), mengelola lingkungan perkuliahan yang efektif, dan mengembangkan budaya baca di lingkungan perkuliahan. Yang menarik adalah,  bagaimana bila ini dilakukan secara daring dan luring. Maka hal tersebut dibahas dan dikembangkan peserta dalam pelatihan 4 hari ini.

Pelatihan daring ini menggunakan fasilitas zoom meeting. Selama pelatihan peserta diajak untuk berdiskusi dalam pleno, diskusi terbatas di breakout session, memanfaatkan voice, note, dan kamera serta penugasan terbatas. Bekerja dalam ruang google drive, cloud dan bentuk layanan online lainnya.

Koordinator Program PINTAR Tanoto Foundation Jawa Tengah- Yogyakarta, Dr Nurkolis MM mengatakan setelah semua lingkungan e learning termasuk sarana prasarana, materi, metode, assasmen kemudian tujuan lengkap disiapkan dalam pembelajaran daring, maka satu hal yang paling penting diantara semua lingkungan e learning adalah faktor interaksi. “Inilah yang menjadi kunci, sangat krusial dan harus dikelola dengan baik serta dicoba dengan banyak cara,” pesannya. (Anang/Tanoto Foundation)