Mahasiswa S3 Ilmu Keolahragaan Fakultas Keolahragaan Universitas Sebelas Maret (FKOR UNS) Sulistiyono mengikuti ujian terbuka Promosi Doktor secara luring di Aula Lantai 4 Gedung GKOR UNS Manahan dan secara daring yang bisa diakses melalui Zoom Cloud Meeting dan kanal Youtobe UNS.
Hadir secara daring dewan penguji antara lain Menpora Dr. Zainuddin Amali, Prof. Dr. Jamal Wiwoho ( Rektor UNS),Prof. Dr. Nurhasan (Rektor Unesa), dan Prof. Dr. Sumaryanto ( Rektor UNY), Prof. Dr. Furqon Hidayatulloh, Prof. Dr. Agus Supriyadi dan Dr. Rony Saifulloh,M.Pd., (FKOR UNS).
Ujian kali ini tentu saja menjadi sangat istimewa karena selain dihadiri Menpora juga merupakan ujian pertama bagi mahasiswa S3 FKOR UNS setelah mendapat akreditasi. Turut hadir dalam ujian terbuka Sulistiyono, Iwan Budiarto (Waketum PSSI), Prof. Dr. Tandiyo Rahayu ( Dekan FIK UNNES).
Sulistiyono yang didampingi oleh Prof. Dr. Sugiyanto (Promotor), Prof. Dr. Agus Kristiyanto dan Dr. Sapta Kunta (Ko Promotor) memaparkan serta mempertahankan karya ilmiahnya yang berjudul “Pengembangan Model latihan berbasis Games Experience Learning Untuk Mengembangkan ketrampilan dan Karakter Pada Siswa Sekolah Sepakbola Kelompok Umur 9- 12 tahun (Studi Pengembangan pada Sekolah Sepakbola di Kabupaten Sleman)”.
Sebelumnya Sulistiyono sendiri sudah melakukan studi literatur yang relevan seperti tentang pengembangan skill dan karakter di dunia olahraga. Ia pun pada akhirnya menyimpulkan bahwa selama ini pengembangan karakter baru sebatas dalam pendidikan jasmani saja, sedangkan pada olahraga prestasi belum ditemukan.
Sulistiyono yang juga dosen di Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta (FIK UNY) melihat langsung kondisi nyata di kabupaten Sleman bahwa sebanyak 40 persen pelatih sepakbola belum mendapat lisensi pelatihan serta masih banyak pelatih yang hanya berorientasi pada latihan fisik dan teknik semata namun belum menyadari pentingnya pendidikan karakter.
“Padahal dalam permainan sepakbola banyak karakter yang harus ada pada para pemain, seperti kerja keras, kerja sama, jujur, menghormati orang lain dan tanggung jawab,” papar Sulistiyono.
Berkaca dari hal tersebut, Sulistiyono berharap melalui metode Game Experience yang ia kembangkan, maka karakter para pemain sepakbola bisa dibentuk sejak awal.
Menpora Zainuddin Amali mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Sulistyono menggambarkan bahwa selama ini kurang lebih 30 tahun prestasi sepakbola belum sesuai harapan dikarenakan kurangnya pembinaan atlet- atlet diusia dini dan belum memiliki basis desain yang jelas untuk pembinaan tim.
Menpora juga menjelaskan bahwa seiring dengan keadaan persepakbolaan ditanah air , maka Presiden mengeluarkan Inpres Nomor 3 Tahun 2019 tentang persepakbolaan Nasional. .
"Kemenpora juga mendapat beberapa tugas terkait dengan Inpres tersebut yaitu melakukan pengembangan kurikulum dan bakat pemain, melakukan pembinaan atlet usia dini dan muda secara berjenjang, menyelenggarakan kompetisi berdasarkan kelompok usia, fasilitasi tenaga ahli, wasit, dan pelatih, dan bimibingan teknis pada centra olahraga sepakbola,” demikian tuturnya. (Khairani Faizah)