Belakangan ini muncul tren penggunaan layanan keuangan berbasis teknologi digital atau dikenal sebagai financial technology (fintech). Tren penggunaan fintech pun naik pesat dari semula 7% pada tahun 2006-2007 menjadi 78% pada 2017. Beranjak dari hal tersebut, tiga mahasiswa UNY, Meta Munita Sari (Akuntansi 2016), Nurul Khasanah (Pendidikan Akuntansi 2015), dan Apfi Anna Krismonita (Pendidikan Ekonomi 2016) meneliti dampak fintech terhadap gaya hidup mahasiswa.
“Kemajuan teknologi membuat layanan fintech semakin diminati masyarakat, terutama kaum muda. Bahkan kemajuan fintech ini turut mempengaruhi gaya hidup mahasiswa,” ucap Meta Munita Sari saat menjelaskan hasil penelitiannya, Senin (16/9/2019).
Meta dan timnya meneliti dampak fintech terhadap gaya hidup mahasiswa Yogyakarta dalam rangka Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian Sosial Humaniora (PKM-PSH). Menggunakan kuesioner dalam pengambilan data, mereka menyurvei 400 mahasiswa di 23 perguruan tinggi.
Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data, Meta dan timnya menemukan bahwa banyak mahasiswa Yogyakarta yang menggunakan fintech. Jenis aplikasi yang digunakan paling banyak adalah aplikasi pembayaran (75,8%), aplikasi perencanaan keuangan (10%), aplikasi pinjaman (7,5%), aplikasi pendanaan (4,5%), dan aplikasi informasi data keuangan daring (3,5%).
Namun di sisi lain, ternyata perkembangan fintech di kalangan mahasiswa tidak dibarengi dengan kemampuan literasi fintech yang memadai. Dari 400 mahasiswa yang disurvei, Meta dan timnya menemukan bahwa mayoritas mahasiswa kurang memiliki bekal literasi fintech. Dari skala 0-8, literasi fintech mahasiswa Yogyakarta baru bernilai 3,62.
“Mengingat literasi yang kurang tersebut, kami akan merancang media edukasi terkait fintech dalam bentuk media sosial, video/fim pendek, dan buku atau modul,” akhiri Meta.
Dengan rancangan media edukasi teknologi keuangan tersebut, diharapkan mahasiswa dapat memanfaatkan fintech agar bermanfaat bagi kehidupan mahasiswa nantinya. (Muhammad Abdul Hadi/JK)