Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi (Ilkom) angkatan 2018 Fakultas Ilmu Sosial Uiversitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) Arif Hidayat dan Jefri Eko Cahyono menyabet juara 1, dalam ajang Lomba Business Plan Nasional UIN Sultan Syarif Kasim Riau 2019. Mereka menang berkat inovasi antiseptik dengan bahan baku daun bandotan
Perlombaan yang mengangkat tema Bisnis Kreatif Inovator Muda Untuk Meningkatkan Persaingan UMKM dan Mewujudkan SDGs 2030 ini, diselenggarakan Selasa – Minggu (19-24/3) lalu, di Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (SUSKA) Riau, Pekanbaru, Riau. Tim yang diketuai Arif ini membuat karya berjudul Bos Roid (Biosprayer Ageratum Conyzoides): Innovation Of Herbal Antiseptic Products Based On Practical And Economic Bandotan Leaves.
Arif menuturkan, gagasan ini didasari meningkatnya jumlah kejadian luka setiap, baik luka akut maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika Serikat menunjukkan prevalensi pasien dengan luka adalah 3.50 per 1000 populasi penduduk. Berdasarkan Data Riskesdas (2013), proporsi jenis luka atau macam luka akibat trauma di Indonesia didominasi oleh luka lecet/memar sebesar 70,9%, terkilir (27,5%) dan luka robek (23,2%).
Selama ini, lanjut Arif, pengobatan terhadap luka terutama yang mengalami infeksi dengan obat-obat sintetis telah berkembang dan banyak penemuan berbagai zat kimia sebagai antibakteri. Pengobatan dengan herbal alami menarik perhatian para ahli di bidang medis sebagai alternatif pengganti yang lebih potensi, murah, lebih aman, efek samping yang relatif kecil, dan terjamin ketersediaannya. Dengan latar belakang tersebut, arif dan Jefri, berhasil menemukan salah satu varian dari tanaman herbal yang bisa menjadi obat yang sangat mujarab.
“Salah satu alternatif yang bisa digunakan adalah daun bandotan (Ageratum conyzoides) yang memiliki kandungan senyawa tanin, flavonoid dan saponin sebagai senyawa antibakteri. Alhamdulillah kami berhasil mengolah tanaman tersebut menjadi spray, sebagai inovasi baru dalam mengolah daun bandotan ini,” Ungkap Arif.
Arif menjelaskan, Antiseptik Bio-Sprayer Ageratum conyzoides merupakan satu-satunya antiseptik berbahan baku tanaman bandotan yang dirancang khusus berbentuk Spray (semprot) sebagai antiseptik herbal. “Produk ini dikemas dan disajikan dengan kemasan volume 60 ml yang praktis dan menarik. Bio-Sprayer memiliki bentuk liquid. Bahan baku yang memiliki kandungan antibakteri yang tinggi mampu menjawab kebutuhan para pelanggan mengenai antiseptik alami, aman dan berkualitas,” paparnya.
Jefri menambahkan tujuan dari penelitian yang mereka lakukan dengan tujuan untuk mengetahui analisis produk dari Antiseptik Bio Sprayer Ageratum conyzoides menjadi produk antiseptik alami tanpa efek samping. Selain itu juga untuk mengetahui proses pemasaran produk untuk mendapatkan profit lebih untuk keberlanjutan usaha.
“Pada produksi pertama telah dilakukan penelitian terhadap kualitas produk BOS ROID. Selain itu juga dilakukan quality control pada setiap produksi selanjutnya untuk menjamin kualitas produk. Quality control dilakukan dengan cara mempertahankan komposisi bahan dengan perbandingan yang sama ketika produksi pertama. Selain itu juga kami melakukan pengambilan sampel dari produk yang akan dipasarkan. Usaha produk antiseptik BOS ROID berpotensi untuk terus berlanjut dikarenakan mudahnya akses memperoleh bahan baku. Bahan baku tersebut telah telah teruji secara kualitas di LPPT UGM. Bahan tersebut, mampu mengatasi luka ringan pada kulit, nyeri pada kulit, sebagai antiseptik, antiinflamasi, dan mengatasi gatal- gatal akibat gigitan serangga serta menjadi ide bisnis baru yang dapat menyerap tenaga kerja,” ungkap Jefri. (sari)