Kita masih merasakan hiruk pikuk akibat Revolusi Industri 4.0, yang dibarengi berkembangan era disrupsi. Berbagai respon terhadap era Revolusi Industri 4.0 dan Era disrupsi telah mewarnai berbagai diskusi baik di lingkup akademik ataupun industri. Sekarang kita terkesima dengan munculnya Society 5.0. Konsep Society 5.0 sebenarnya sudah bergulir cukup lama. Konsep ini muncul dalam “Basic Policy on Economic and Fiscal Management and Reform 2016,” yang merupakan bagian inti dari rencana strategis yang diadopsi kabinet Jepang pada Januari 2016. Konsep Society 5.0 diadopsi oleh pemerintah Jepang sebagai antisipasi terhadap tren global sebagai akibat dari munculnya Revolusi Industri 4.0. Society 5.0 atau masyarakat 5.0 adalah hal alami yang pasti terjadi akibat munculnya Revolusi Industri 4.0. Revolusi Industri 4.0 telah melahirkan berbagai inovasi dalam dunia industri dan juga masyarakat secara umum. Masyarakat 5.0 merupakan jawaban atas tantangan yang muncul akibat era Revolusi Industri 4.0 yang dibarengi disrupsi yang ditandai dunia yang penuh gejolak (Volatility), ketidak pastian (Uncertainty), kompleksitas (Complexity), dan ambiguitas (Ambiguity). Demikian dikatakan Rektor UNY Sutrisna Wibawa dalam wisuda lulusan Doktor, Magister, Sarjana dan Diploma periode Februari di GOR UNY Sabtu (23/2). Lebih lanjut Rektor menjelaskan bahwa masyarakat 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0 seperti Internet of Thing, big data, artifisial intelegen, robot, dan berbagai mesin canggih. Karena berbagai kemampuan inilah masyarakat 5.0 juga disebut sebagai Smart Society, atau masyarakat yang cerdas. “Wisudawan sebagai lulusan pendidikan tinggi, harus selalu mengembangkan ilmu pengetahuan dan bersiap menghadapi tantangan besar yang terjadi di era Revolusi Industri 4.0 dan masyarakat 5.0 saat ini” kata Rektor “Saudara harus tetap memperhatikan pentingnya penguasaan teknologi, teknologi digital, serta bahasa asing”. Dalam merespon perubahan tersebut, wisudawan harus memiliki mindset yang terbuka terhadap perubahan, mindset yang adaptive, yang sering disebut dengan growth mindset. Manusia dengan growth mindset selalu memandang pencapaian sebagai hasil usaha dan hasil belajar, dan bukan semata-mata karena adanya bakat dan takdir. Manusia dengan growth mindset memandang dirinya dapat mencapai apapun sepanjang dia mau berusaha dan belajar. Sikap semacam ini akan dapat menumbuhkan kemampuan beradaptasi dengan perubahan dan mampu belajar dan mencapai apapun yang kita kehendaki.
Pada wisuda periode ini telah diwisuda sebanyak 1.010 orang dengan rincian: 9 orang program Doktor (S3), 195 orang Program Magister (S2), 791 orang Program Sarjana (S1), dan 15 orang Program Diploma (D3). Sebaran menurut fakultas/PPs: PPs sebanyak 204 orang, FIP sebanyak 116 orang, FBS sebanyak 251 orang, FMIPA sebanyak 64 orang, FIS sebanyak 104 orang, FT sebanyak 130 orang, FIK sebanyak 80 orang, dan FE sebanyak 61 orang.
Wisudawan yang meraih predikat cum laude atau dengan pujian sebanyak 294 orang (29,11%), yang terdiri dari: S3 sebanyak 3 orang, S2 sebanyak 57 orang, S1 sebanyak 230 orang, dan D3 sebanyak 4 orang.
Secara keseluruhan peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi: Program Doktor (S3) adalah Sdr. Dr. Haerazi dengan IPK 3,98 dari program studi Ilmu Pendidikan Bahasa; Program Magister (S2) adalah Sdr. Alfan Cahya Pratama, M.Pd., dengan IPK 3,93, dari Pendidikan Fisika; Program Sarjana (S1) adalah Sdr. Dwi Novita Sari, S.Pd. (Bidikmisi), dengan IPK 3,92, dari Program Studi Pendidikan Akuntansi S1; dan program diploma (D3) adalah Sdr. Brama Dwipa, A.Md.Akt., dengan IPK 3,59 dari program studi Akuntansi D3.
Lulusan tercepat: Program Doktor (S3) dengan masa studi 3 tahun 3 bulan diraih Sdr. Dr. Laila Nursafitri dengan IPK 3,84 dari program studi Ilmu Pendidikan ; Program Magister (S2) dengan masa studi 1 tahun 9 bulan diraih oleh Sdr. Hendrik Efriyadi, M.Pd., IPK 3,60 dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; Program Sarjana (S1) dengan masa studi 3 tahun 4 bulan diraih Sdr. Santa Permata, S.Pd., IPK 3,81 dari program studi Pendidikan Ekonomi; Program Diploma (D3) dengan masa studi 3 tahun 3 bulan diraih Sdr. Frita Maulida Musthafa, A.Md.Sek. IPK 3,42 dari program studi Sekretari.
Predikat Lulusan Termuda. Program Doktor (S3) usia 31 tahun 9 bulan diraih Sdr. Dr. Laila Nursafitri dengan IPK 3,84 dari program studi Ilmu Pendidikan; Program Magister (S2) usia 23 tahun 7 bulan diraih oleh Sdr. Nur Azizah, M.Pd., IPK 3,86 dari program studi Pendidikan Matematika; Program Sarjana (S1) usia 20 tahun 6 bulan diraih Sdr. Wiqoyatul Hikmah, S.Pd., IPK 3,52 dari program studi Pendidikan Ekonomi; Program Diploma (D3) usia 20 tahun 8 bulan diraih Sdr. Imania Diah Rachma, A.Md.T. IPK 3,37 dari program studi Teknik Elektronika D3. (Dedy)