Tahu merupakan makanan tradisional yang cukup digemari masyarakat Indonesia yang dapat diolah menjadi apa saja, seperti digoreng, ditumis, dan lain sebagainya. Bahkan saat ini tahu dapat diolah menjadi cemilan atau jajanan kekinian seperti tahu walik, tahu krispi, tahu bakso, dan lain sebagainya.
Tahu adalah dari hasil olahan dari endapan biji kedelai yang diperas dan diambil sari-sarinya. Setiap pengolahan tahu memiliki sisa atau limbah yang disebut ampas. Ampas tahu biasanya tidak terpakai atau terkadang digunakan masyarakat hanya sebagai makanan hewan ternak. Ampas tahu juga dapat diolah menjadi tempe gembus namun harga ekonomi di pasaran masih terbilang rendah.
Permasalahan ini yang membuat mahasiswa prodi Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Yogyakarta Geofina Kartika Putri, Siti Atika, Ayu Wulandari, Shifa Qulubina, dan Izza melakukan inovasi olahan dari ampas tahu menjadi sebuah produk yang layak konsumsi dan memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Inovasi yang dikembangkan adalah mengolah ampas tahu menjadi makanan ringan bistik dengan nama Pastah Bistik.
Menurut ketua kelompok, Geofina Kartika Putri, ampas tahu yang tidak terpakai dapat dimanfaatkan. “Salah satu anggota kelompok kami, Ayu, memiliki usaha tahu. Kami melihat limbah atau ampas tahu tidak digunakan lagi. Terpikirkan oleh kami untuk membuat usaha untuk mengolah ampas tahu tersebut dan kami berpikiran untuk membuat bistik dari ampasnya” ujarnya. Jika bistik atau kue bawang biasanya terbuat dari tepung, mereka memanfaatkannya walaupun harus melakukan beberapa kali percobaan yang gagal, akhirnya ditemukan campuran bahan yang pas sehingga akhirnya produk ini menjadi layak konsumsi.
Hasil inovasi ini diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk memanfaatkan dan mengolah limbah ampas tahu menjadi produk kekinian. Walaupun sudah berupa sisa hasil olahan tahu, ampas tahu ternyata masih memiliki kandungan yang bermanfaat bagi tubuh. “Orang-orang mengira ampas tahu sudah tidak ada khasiatnya lagi. Tapi ternyata setelah kami melakukan riset mendalam, ampas tahu masih memiliki kandungan karbohidrat, protein, kalsium, dan zat lainnya yang berguna bagi tubuh,” ujar mahasiswi FIPP tersebut.
Menurut mahasiswa Angkatan 2022 tersebut, cara membuat Pastah Bistik ini dengan menyangrai terlebih dahulu ampas tahu karena sifatnya yang basah dan mengandung banyak air. Setelah itu dicampur dengan bahan-bahan lainnya seperti gandum, tepung tapioka, dan bumbu-bumbunya. Adonan tersebut dicampur sampai rata dan tidak lengket kemudian dicetak sesuai keinginan. Setelah itu, adonan yang telah dicetak digoreng dengan minyak panas sampai matang yang ditandai dengan berubahnya warna menjadi kecoklatan.
Geofina juga mengungkapkan bahwa Pastah Bistik ini unik karena belum ada yang membuat inovasi produk yang sama. Pastah Bistik juga dijamin menjadi cemilan yang awet. Bahan baku yang digunakan untuk membuat cemilan ini juga mudah didapatkan. Dengan menjadi pionir dari inovasi olahan ampas tahu, diharapkan pula kalangan anak muda lainnya dapat memanfaatkan limbah ampas tahu menjadi produk olahan pangan vegetarian lain yang bermanfaat sehingga mengurangi tingkat pencemaran.