FMIPA UNY SELENGGARAKAN LKMMTD BAGI PENGURUS ORMAWA

FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) Tingkat Dasar 2020 yang diikuti oleh para pengurus ormawa, Jumat, 28/2/20 di fakultas setempat. Para mahasiswa mendapatkan materi tentang Kebijakan Pengembangan Mahasiswa FMIPA UNY yang disampaikan oleh Dr. Ali Mahmudi, Persuratan Organisasi oleh Snik Setyo Pratiwi, SE, dan Macam Organisasi dan Tujuan oleh Rio Christy Handziko, M.Pd.

Dalam sambutannya Dekan FMIPA, Prof. Dr. Ariswan, M.Si.,DEA menyampaikan, para mahasiswa akan mendapatkan ilmu baru selain yang telah diajarkan dosen. Latihan diberikan karena anda semua adalah orang hebat difakultas ini. Ketika kehidupan sudah menuju kehidupan individualis, masyarakat semakin jauh dari kepedulian, maka mahasiswa mempunyai kepedulian melalui organisasi mahasiswa.  “Akumulasi dari pengetahuan akan menuntun kita dalam menghadapi perjalanan masa depan untuk mencapai kesuksesan. Kegiatan ini menjadi awal sebuah perjalanan kemahasiswaan periode 2020 untuk menuju keberhasilan,” tegas Dekan.  

Ariswan menambahkan, ormawa adalah penyambung lidah dan penyambung tangan dekan, apa yang diperlukan mahasiswa FMIPA sehingga menjadi lebih hebat. Mahasiswa harus mampu memberikan peran yang nyata karena di era revolusi industry 4.0 anda akan berada di era kampus merdeka. Saat ini UNY sedang merumuskan implementasi kampus merdeka .

Sementara itu, Ali Mahmudi yang juga Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan dan Alumni FMIPA menjelaskan, ada kecenderungan pertumbuhan industri yang mekanistik, ternyata banyak dampaknya dan ada sisi-sisi kemanusiaan yang hilang. Kita butuh industri terbaru yaitu 5.0 yaitu the human interest. Ketika handphone (HP) sudah mewarnai kehidupan kadang dianggap sudah cukup mewakili apapun. Contohnya  bertukar kabar dengan orang tua, meski sudah bertukar kabar lewat HP, orang tua tetap butuh diajak ngobrol, didengarkan. Maka orang butuh literasi. Dan literasi jauh lebih penting daripada sekadar keterampilan berfikir.

Peradaban itu ada strukturnya, yang paling rendah adalah material. Contohnya Coloseum. Bangunan itu sangat mewah dan megah pada masanya. Itulah peradaban. Sebenarnya peradaban itu hanya untuk mengadu orang sehingga orang berbunuh-bunuhan sampai mati atau mati dua-duanya. Itu adalah peradaban yang rendah meskipun megah. Maka segala Piranti-piranti kemajuan teknologi fisik yang tidak menghormati sisi-sisi kemanusiaan itu adalah peradaban paling rendah. Kedua, interaksi manusia yang tinggi adalah yang menghargai sisi-sisi kemanusiaan,perbedaan,keragaman, itu jauh lebih penting dari sisi materiil tapi itupun tidak akan berguna jika kita tidak memiliki interaksi dengan Tuhan.

“Kemajuan apapun interaksi ini lebih penting apalagi saat kita memiliki banyak masalah. Ini dapat mengukur rasionalitas seorang siswa.Menurut Bank Dunia, di Indonesia terjadi learning poverty/ kemiskinan belajar. Seseorang belajar tapi tidak mendapat apa-apa kecuali kemampuan mekanistik saja. Rasionalitas tidak berkembang,dan mekanitisnya tidak berkembang maka terjadi yang namanya  learning poverty, dan itu bisa terjadi pada organisasi. Orang aktif berorganisasi tapi dia miskin kemampuan,  nggak ada yang diambil karena dia cuma mengikuti perintah ini itu. Maka salah satu prinsip itu kebermanfaatan, dan kebermanfaatan paling besar di organisasi semuanya itu harus pengurus, bisa belajar apa hari ini? Dll setelah itu baru mahasiswa FMIPA,” lanjutnya. (witono)