Kegiatan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) ini baru pertama kali ada yang dilaksanakan Kabupaten Bojonegoro dibawah pimpinan Bupati Dr. Hj. Anna Mu’awanah bekerjasama dengan Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Negeri Surabaya. Bagi mahasiswa RPL kesempatan ini belum pernah ada yang merupakan komitmen Bupati Bojonegoro. Setelah bergulirnya program RPL Desa antara Kabupaten Bojonegoro dengan UNY dan Unesa mulai bermunculan komitmen dari Jawa dan Luar Jawa yang akan memberikan beasiswa untuk RPL Desa dan Kementerian Desa. Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi terus melakukan koordinasi dengan perguruan tinggi setempat. Ini merupakan bagian penting dari peningkatan sumber daya manusia yang merupakan modal utama bagi percepatan pembangunan di desa baik pembangunan ekonomi, sumber daya manusia, peradaban, budaya. Hal ini dilakukan agar desa-desa di Indonesia terus mengalami percepatan. Demikian dikatakan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI Dr. (HC) Abdul Halim Iskandar dalam pembukaan kuliah umum mahasiswa program RPL Desa secara daring dan luring terbatas, Selasa (29/3) di Auditorium UNY. Abdul Halim Iskandar mengingatkan pada mahasiswa bahwa prinsip RPL Desa diantaranya adalah legalitas perguruan tinggi penyelenggara program RPL, aksesibilitas bagi perangkat desa untuk memiliki kesempatan yang sama dalam menempuh pendidikan tinggi, pengakuan capaian pembelajaran melalui kesetaraan, dan transparansi serta penjaminan mutu dibawah pendampingan Kementerian Desa. Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Pria kelahiran 14 Juli 1962 itu mengatakan bahwa RPL Desa tidak hanya berhenti pada program S1 namun juga dapat dilanjutkan pada program S2 atau S3.
Pemateri kuliah umum mahasiswa RLP Desa ini adalah Bupati Bojonegoro Dr. Hj. Anna Mu’awanah yang memaparkan bahwa melalui program RPL Desa yang diinisiasi oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, maka pengalaman kerja berbagai sumber daya manusia di desa, seperti Kepala Desa, Perangkat Desa, Pendamping Desa, Pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), maupun Pengurus BUMDesa Bersama dapat disetarakan atau dikonversi dengan mata kuliah di Perguruan Tinggi, sehingga setelah melalui proses akademik, mereka juga mendapat gelar akademik, mulai dari jenjang Sarjana (S1), Magister (S2), bahkan Doktor (S3). “Program RPL Desa dilakukan dalam rangka mendukung percepatan pelaksanaan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa untuk akselerasi kemajuan dan kemandirian desa, sehingga diperlukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di desa. Sebab sumber daya manusia menjadi kunci pembangunan desa dalam mencapai Sustainable Development Goals Desa (SDGs Desa)” kata Anna Mu’awanah. Wanita kelahiran 3 Februari 1968 itu mengatakan, tahun 2022 Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menganggarkan beasiswa sebesar Rp 33,4 miliar berasal dari APBD-nya, yang meliputi Beasiswa Scientist alokasi anggarannya sebesar Rp 11,62 miliar untuk 81 mahasiswa, Beasiswa Satu Desa Dua Sarjana alokasi anggarannya sebesar Rp 18,03 miliar untuk 1.803 mahasiswa, dan Beasiswa Bantuan Akhir alokasi anggarannya sebesar Rp 3,75 miliar untuk 1.500 mahasiswa. Harapannya kuliah umum ini akan berjalan dengan sukses dan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam membangun bangsa tercinta NKRI, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia yang unggul di desa dapat terwujud.
Rektor UNY Prof. Sumaryanto mengatakan UNY siap berkolaborasi untuk ikut meningkatkan kualifikasi pendidikan SDM Desa melalui perkuliahan jalur Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), sebagai bagian dari implementasi pembelajaran sepanjang hayat bagi para perangkat dan pegiat desa. Hal ini sebagai wujud upaya bersama menjadikan desa sebagai pusat kemajuan dengan berbagai program dan kebijakan yang diarahkan pada pengembangan secara terintegrasi menuju Sejahtera Mandiri.
Kuliah perdana ini diikuti oleh 457 mahasiswa yang terdiri dari kepala desa, perangkat desa, pengurus BUM Desa, pendamping dan pegiat desa lainnya dari 419 desa di Kabupaten Bojonegoro. Para mahasiswa tersebut melanjutkan studi pada 5 program studi yaitu 184 orang prodi Administrasi Publik, 138 orang prodi Manajemen, 79 orang prodi Akuntansi, 38 orang prodi Pendidikan Sosiologi dan 18 orang prodi Pendidikan Luar Sekolah. Salah seorang mahasiswa RPL, Nur Hidayah sekretaris desa Sumberharjo merasa gembira dapat diterima belajar studi lanjut jenjang sarjana di UNY. “Harapannya saya dapat menempuh kuliah dengan lancar dan dapat segera lulus” katanya. Hal ini merupakan salah satu upaya UNY dalam agenda pembangunan berkelanjutan pada bidang pendidikan bermutu dan kemitraan. (Dedy)