PENGEMBANGAN KERJA SAMA PRODI DI ERA NEW NORMAL

Penandatanganan MoU atau Nota Kesepahaman sejatinya adalah titik awal dari berbagai kegiatan kerja sama yang lebih khusus. Salah satu program kerja sama yang didorong dalam on top penugasan UNY adalah peningkatan Visiting Professor (VP). Harus diakui bahwa pandemi covid-19   sedikit banyak mempengaruhi upaya untuk mengundang VP maupun kegiatan kerja sama lainnya. Diperlukan terobosan dan modifikasi kegiatan  untuk memastikan bahwa beberapa kegiatan kerja sama tetap berlangsung dengan mematuhi protokol kesehatan covid-19. Hal inilah yang dibahas dalam pertemuan Bidang Perencanaan dan Kerja Sama (BPKS) UNY dengan Fakultas, PPs, UUIK serta Prodi yang diselenggarakan pada tanggal 8 Juni 2020 (FIP, FBS, FMIPA), tanggal 9 Juni 2020 (FIS, FT, FIK), tanggal 10 Juni (FE dan PPs), serta tanggal 11 Juni 2020 (PPs) di Ruang Sidang Utama Senat, Gedung Rektorat UNY Lantai 2.

“Bapak ibu, mulai dari kemarin, UNY sudah sedikitnya melaksanakan new normal dan kita tetap berpegang teguh pada protokol kesehatan covid 19. Mohon bapak ibu tidak duduk berdekatan, diselisihi 1 kursi karena ada yang namanya OTG (Orang Tanpa Gejala). Jadi pertemuan ini kita sesuaikan dengan protokol covid kira-kira sampai Desember,” buka  Dr.rer.nat. Senam.

Dr.rer.nat. Senam selaku Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama menginformasikan bahwa saat ini telah ada beberapa perubahan kebijakan. Terkait akreditasi internasional, saat ini dikelola oleh LPMPP. Untuk publikasi internasional dikelola oleh unit publikasi di LPPM. Sedangkan untuk bantuan seminar internasional untuk dosen baik di dalam negeri maupun luar negeri, BPKS tidak menganggarkan karena saat ini lebih memprioritaskan pada penugasan terkait kerja sama dan perencanaan.

Untuk mendorong pengembangan kerja sama di tingkat prodi, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama melihat bahwa beberapa kegiatan kerja sama kurang optimal karena adanya tren kerja sama yang perlu dicermati. “Kami sarankan agar kerja sama menjadi efektif, perlu penguatan kerja sama dengan mitra.  Setelah kerja samanya  kuat baru kemudian melirik ke mitra berikutnya tanpa melepas mitra yang lama. Jika hubungan dengan mitra sudah erat, akan mudah untuk diajak untuk mengisi (kuliah sebagai dosen tamu), kerja sama penelitian maupun kegiatan lainnya,”saran Dr.rer.nat. Senam.

Kegiatan kerja sama di tingkat prodi perlu didukung dengan dokumen Implementation Arrangement (IA). “IA sesungguhnya adalah rancangan riil kegiatan kerja sama. IA itu sudah menunjukkan misalnya akan dilaksanakan Visiting Professor (VP) dengan mengundang Prof.A, mengajar mata kuliah X dan tandem dengan Dosen B (UNY). IA itu bukan laporan akademik. IA itu kelasnya kesepakatan perencanaan yang sangat rinci dengan mitra. Oleh karena, itu diperlukan tandatangan dari pihak UNY dan mitra” jelas Dr.rer.nat. Senam. Untuk melengkapi kegiatan VP, perlu juga disusun SK mengajar yang ditandatangani oleh Dekan.

Dengan dibatasinya perjalanan luar negeri, maka solusi agar kegiatan tetap dapat dilaksanakan adalah melalui daring. Misalnya untuk seminar internasional, bagi pembicara utama maupun pemakalah yang berasal dari luar negeri sangat dianjurkan untuk tetap menyampaikan presentasi melalui daring. Hal yang sama juga berlaku bagi kegiatan perkuliahan bagi mahasiswa asing yang in maupun mahasiswa UNY yang di luar negeri untuk transfer kredit.(Laksa)