PARADIGMA FIXED MINDSET MENJADI GROWTH MINDSET, PELUANG MENCETAK LULUSAN YANG AGILE

1
min read
A- A+
read

PARADIGMA FIXED MINDSET MENJADI GROWTH MINDSET, PELUANG MENCETAK LULUSAN YANG AGILE

Universitas Negeri Yogyakarta mengadakan rangkaian Webinar dalam rangka Program pendampingan terhadap SMK PK (Program Keunggulan). Webinar pertama dilaksanakan Rabu, 15 September 2021 dengan topik tentang growth mindset dan penggunaan platform teknologi untuk pembelajaran. Pembicara pada webinar seri pertama ini adalah Wakil Rektor Bidang Akademik UNY, Prof. Dr. Margana, M.Hum., M.A dan Dekan Fakultas Teknik UNY Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. Peserta webinar ini adalah Kepala Sekolah dan Guru SMK PK secara umum, dan secara khusus adalah 22 SMK PK yang didampingi UNY dimana tahun 2021 ini UNY melakukan pendampingan terhadap 22 SMK PK, yang terdiri dari 14 SMK di DIY, 6 SMK di Jawa Tengah, 1 SMK di Jawa Timur, dan 1 SMK di Ambon.

Materi tentang growth mindset memahamkan bahwa sudah saatnya kita keluar dari zona nyaman sehingga senantiasa mengusahakan agar hari ini mesti lebih baik dari hari kemarin maka mesti terlebih sebagai seorang pendidik meski mengembangkan mind-set baru dengan tujuan untuk menghasilkan hasil akademik yang lebih baik dan proses belajar yang lebih menyenangkan sehingga guru-guru SMK mesti sesegera mungkin untuk mengubah paradigma dari fixed mindset menjadi growth mindset dimana menganggap segala perubahan adalah sebuah peluang dengan begitu kita akan dapat semaksimal mungkin dalam mencetak lulusan-lulusan yang agile (tangkas). Demikian disampaikan oleh Wakil Rektor bidang Akademik Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Margana, M.Hum., M.A., kala menjadi narasumber dalam Webinar Program pendampingan secara daring yang dilakukan oleh UNY terhadap SMK PK.

Sedangkan pada materi penggunaan platform teknologi untuk pembelajaran, Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D menjelaskan bahwa saat ini model pembelajaran yang paling sesuai dengan perkembangan zaman adalah dengan konsep blended learning dimana kelemahan dari tatap muka dapat diatasi melalui online learning dan juga sebaliknya namun karena kondisi pandemi ini yang memaksa semua proses beralih sepenuhnya pada online learning. “Ciri Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) antara lain pendidik dan peserta didik terpisah ruang/waktu, komunikasi antara pendidik dengan peserta didik dimediasi oleh berbagai teknologi serta memberi kebebasan belajar dan saat ini PJJ ditumpu oleh TIK dan e-learning sebagai tulang punggung,” jelasnya.

Konsep e-learning memungkinkan setiap orang belajar dimanapun kapanpun dengan TIK dan perlu dipahami dalam konsep e-learning ada konsep sinkron dan asinkron agar proses belajar lebih optimal dan menyenangkan. “Sinkron adalah penekanan pada waktu yang bersamaan antara guru yang mengajar dan siswa belajar sedangkan asinkron bertitik pada waktu guru mengajar dan siswa belajar tidak bersamaan semisal guru membuat power point atau video kemudian diupload dalam sebuah sistem yang bisa dipelajari kapan saja oleh siswa,” terang Herman.

“Sebagai pendidik kita dituntut kreatif dan inovatif agar pembelajaran lebih optimal, salah satunya dengan model integrated e-learning yakni memadukan konsep online dan offline serta individu dan group,” papar Herman. (Sud)