Desa Dlimas, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten kembali semarak dengan hadirnya rangkaian acara Grebeg Sura dan Gelar Budaya Tanjungsari pada Jumat–Sabtu, 11–12 Juli 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari program tahunan SESIMA (Sesrawungan ing Masyarakat) yang digagas oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Daerah (HIMA PBD) FBSB UNY melalui Divisi Hubungan Masyarakat. Sebanyak 40 mahasiswa pengurus HIMA, seorang dosen pendamping, dan ratusan warga dari empat RW (RW 06, 07, 08, dan 09) turut memeriahkan acara yang sarat nilai budaya ini.
Mengusung tema kebudayaan dan kebersamaan, rangkaian kegiatan dimulai dengan kenduri dan doa lintas agama—Islam, Kristen, dan Hindu—sebagai simbol kerukunan dan toleransi antarumat beragama. Acara dilanjutkan dengan tayuban sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat, disusul pagelaran wayang orang yang menjadi puncak hari pertama. Pada hari kedua, suasana kembali hidup dengan pentas kethoprak yang membawakan kisah rakyat penuh pesan moral. Yang istimewa, seluruh pendanaan kegiatan berasal dari dana swadaya murni masyarakat Desa Dlimas, menunjukkan kuatnya semangat gotong royong dan kepedulian warga terhadap pelestarian budaya.
Ketua Panitia, Rohmat Amboro Kasih, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya tentang hiburan, tetapi juga wadah menyatukan warga dan generasi muda untuk terus mencintai budaya sendiri. “Kami ingin acara ini tidak sekadar menjadi tontonan, tetapi juga tuntunan bagi generasi muda agar bangga pada budaya sendiri. Grebeg Sura bukan hanya tradisi, tapi juga momentum untuk menyatukan hati warga. Mari kita jaga semangat gotong royong agar Desa Dlimas makin hidup dan harmonis,” ujarnya.
Sementara itu, Dosen Pendamping dari FBSB Yusi Nurcahya, M.Pd, mengungkapkan bahwa SESIMA menjadi bentuk nyata peran mahasiswa dalam menghidupkan budaya lokal sekaligus belajar langsung dari masyarakat. “Melalui SESIMA, kami belajar bagaimana budaya hidup dan berkembang di tengah masyarakat. Ini pengalaman berharga sekaligus panggilan untuk terus menjaga warisan budaya Jawa agar tetap lestari dan relevan bagi generasi sekarang,” tuturnya.
Acara ini juga mendapat apresiasi dari Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, S.I.Kom., yang hadir sebagai tamu kehormatan. Ia menyambut baik kolaborasi antara mahasiswa dan warga, serta menekankan pentingnya pelestarian budaya sebagai identitas daerah. Kegiatan SESIMA 2025 berlangsung lancar, penuh semangat, dan mendapat respons positif dari berbagai pihak. Tidak hanya mempererat hubungan antara kampus dan masyarakat, Grebeg Sura dan Gelar Budaya Tanjungsari juga menjadi ruang ekspresi budaya yang hidup, menginspirasi, dan bermakna.