Filosofi dari Pagelaran Wayang Kulit Sang Ksatria Mahottama

1
min read
A- A+
read

Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-59 Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan mensosialisasikan sebagai PTN-BH, maka UNY pada Jum’at malam – Sabtu dini hari (19-20/5) menyelenggarakan pagelaran wayang kulit dengan lakon “Sang Ksatria Mahottama” dengan dalang Ki MPP Bayu Aji. Tampak hadir di Pendopo Kebon Seni Timasan, Laweyan, Kota Surakarta tempat berlangsungnya pagelaran wayang kulit, yaitu Rektor, Ketua MWA beserta tamu kehormatan, Ketua Senat Akademik Universitas, Para Wakil Rektor, Dekan, Direktur, Ibu Dharma Wanita, dan tamu undangan lainnya dengan antusias menyaksikan pagelaran tersebut.

Rektor UNY, Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes. mengawali sambutannya dengan mengucapkan terima kasih kepada Ki Dalang Anom Suroto beserta keluarga, dan masyarakat umum, sehingga UNY melalui PP No 35 Tahun 2022, tanggal 20 Oktober 2022 UNY ditetapkan sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum.
Selanjutnya Rektor UNY bernostalgia bahwa setelah sekitar 13 tahun yang lalu, saat peresmian gedung pusat layanaan akademik terpadu FIK mengundang dalang Ki Anom Suroto untuk mementaskan wayang di UNY, dan sekarang rombongan UNY sowan untuk menyaksikan pagelaran wayang dengan dalang Ki MPP Bayu Aji yaitu putra dari Ki Anom Suroto, gantian di Surakarta.

Prof. Sumaryanto memohon doa restu semoga amanah yang diberikan kepada UNY sebagai PTN-BH, warganya sejahtera, baik itu dosen, tendik, mahasiswa, dan semakin diberikan kehidupan yang lebih mulya, tenar lembaganya, jaya lembagamya, sejahtera wargannya. Sementara itu Ketua Panitia, Dr. Siswanto, M.Pd. menyampaikan tentang lakon ksatria mahottama ini yang menggambarkan Sang Bima sebagai ksatria yang teguh pendirian, berhati lurus dan berakhlak mulia yang sangat hormat dan patuh kepada orang tuanya dengan tetap memegang sesanti Mikul Dhuwur Mendhem Jero. Karya besar dan amal saleh yang begitu mulia dan spektakuler adalah dengan berhasil membebaskan kedua orang tuanya Pandu dan Madrim dari Kawah candradimuka dan mengantarkannya masuk ke Suwarga Tundha Sanga. Kaitan lakon dengan UNY ini sejalan dengan visi UNY, yaitu menjadi universitas kependidikan kelas dunia yang unggul, kreatif, dan inovatif berkelanjutan.

“Makna lakon dari pagelaran wayang kulit ini, menggambarkan upaya UNY untuk membangun para mahasiswanya menjadi manusia-manusia yang unggul, kreatif dan inovatif berkelanjutan, teguh iman dan berakhlak mulia yang siap kerja keras dan istiqomah dalam belajar dan tidak lupa berdoa untuk orang tuanya dan para gurunya agar dapat hidup sejahtera di dunia dan mendapatkan kebahagian hidup di akherat kelak,” kata Siswanto. Selanjutnya, “Inilah mahasiswa yang saleh yang mau mikul dhuwur mendhem jero kepada orang tua dan yang sudah lebih tua. Hal ini akan mendorong bagi pendidik dan warga UNY umumnya untuk juga bekerja keras dan selalu memberi pelayanan yang terbaik, apalagi UNY sudah PTN-BH. sehingga mahasiswa sendiri merasa nyaman dan senang belajar di UNY.” Siswanto menambahkan.

Harapannya, menurut Siswanto, “Kalau semua warga UNY sudah merasa nyaman dan senang, maka akan meningkatkan kreativitas dan produktivitasnya. Inilah sebuah proses edukasi untuk mewujudkan sesanti Rektor UNY, Jaya Lembagaku dan Sejahtera Wargaku,” Demikianlah makna dari pagelaran wayang ini.
Pada kesempatan tersebut terdapat quiz yang dapat diikuti melalui streaming youtube https://uny.id/wayangdies59. Adapun pertanyaan dari quiz tersebut, “Siapa sesungguhnya dua raksasa yang membuat geger di Kahyangan?”. Bagi pemenang quiz disediakan doorprize yang menarik.
 

Penulis: Sudaryono

Editor: Prasetyo Noviriyanto

IKU