Caregiver, Penting Bagi Lansia Agar Tidak Merasa Sendirian

2
min read
A- A+
read

Mahasiswa UNY dalam penyuluhan caregiver

Caregiver adalah seseorang yang telah lulus pendidikan atau pelatihan untuk melakukan pendampingan pada seseorang yang tidak mampu merawat dirinya sendiri, baik sebagian atau keseluruhan karena keterbatasan fisik atau mental. Disini peran caregiver adalah untuk memenuhi kebutuhan lansia baik fisik, mental, sosial budaya atau spiritual, mencegah komplikasi atau kecelakaan serta mengurangi ketergantungan. Juga berperan untuk mengurangi keluhan akibat penyakit serta mempertahankan kualitas hidup yang optimal bagi lansia. Dengan adanya caregiver lansia dapat hidup sehat dengan mengoptimalkan fungsi fisik, mental, kognitif dan spiritual. Apabila lansia tersebut meninggal dunia bisa mendapatkan akhir hayat yang damai dan bermartabat. Hal ini dikatakan dr. Ni'matuz Zaidah dalam sosialisasi tentang caregiver lintas sektor di Balai Desa Kelurahan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Lebih lanjut Ni’matuz Zaidah memaparkan manfaat perawatan jangka panjang yang terintegrasi dengan home care melalui caregiver dapat mengurangi beban sekaligus meningkatkan hubungan dan ketahanan keluarga. “Bagi lansia itu sendiri dapat meningkatkan kualitas hidup dan harga diri sehingga merasa bermartabat dan mengurangi ketergantungan” katanya. Selain itu perawatan jangka panjang juga dapat mengurangi rasa sakit, mencegah kecelakaan dan mencegah komplikasi penyakit pada diri lansia.

Dokter UPTD Puskesmas Cepu tersebut mengatakan, yang perlu diperhatikan oleh caregiver adalah perawatan lansia seperti pemeliharaan kesehatan diri, pelaksanaan ibadah, rekreasi, pemantauan penggunaan obat dan pajanan sinar matahari. “Tidak kalah penting juga teknik komunikasi yang digunakan menghadapi lansia, mempertahankan kemandirian serta pencegahan masalah Kesehatan kulit” kata Ni’matus Zaidah. Menurutnya pemberian pajanan sinar matahari dapat dilakukan antara pukul 07.00 – 10.00 selama 15-30 menit dengan cara berjemur. Pemantauan pemakaian obat bagi lansia juga penting diperhatikan dengan cara selalu memisahkan obat yang tidak dipakai, obat yang dikonsumsi sesuai instruksi tenaga kesehatan.

Menurut wanita kelahiran 15 Juli 1985 tersebut, tindakan pertama apabila lansia mengalami penurunan kesadaran adalah dibaringkan, lalu cek kesadaranya dengan dipanggil nama. Apabila masih belum bereaksi maka bisa dilakukan restitusi jantung paru dengan metode CAB (Compression-Airway-Breathing). Compression dilakukan dengan cara mengompresi dada pasien secara berulang-ulang untuk memberikan rangsangan pada jantung agar kembali berdetak. Airway berarti membebaskan saluran napas pasien dari gangguan-gangguan yang menghambat aliran udara, dan breathing merupakan bantuan napas dengan cara menghembuskan udara masuk ke paru-paru pasien. “Bila setelah pasca siklus CAB nadi dan nafasnya kembali muncul maka lansia selamat” kata Ni’matus Zaidah. Kasus lain yang banyak terdapat pada lansia adalah tersedak. Lansia yang tersedak biasanya pada saat makan atau minim obat yang berupa pil atau tablet. Langkah penanganannya adalah tenangkan lansia dan minta untuk batuk atau berdehem. Saat lansia tersedak biasanya kesulitan berbicara atau bernafas, kulit wajahnya memerah dan memegang lehernya karena sulit bernafas.

Kegiatan sosialisasi tentang caregiver ini dilaksanakan atas kerjasama UPTD Puskesmas Cepu dengan KKN UNY 2022-K26014 di Kelurahan Cepu, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora. Menurut Ketua KKN UNY Ichsanudin Adzim kegiatan ini adalah kegiatan kemitraan antara mahasiswa KKN UNY dan Puskesmas Cepu dalam rangka memberikan pengetahuan pada masyarakat setempat tentang pentingnya caregiver bagi lansia. “Semoga dengan sosialisasi ini warga masyarakat yang masih memiliki orang tua lansia dapat lebih care dan membantu lansia tersebut dengan perannya sebagai anak dan tentu saja sebagai caregiver yang baik” kata mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Jawa Fakultas Bahasa dan Seni UNY, Kamis (18/8).

Salah satu peserta, Kharisma mengatakan bahwa dia memiliki orang tua yang tinggal bersamanya di rumah. “Setelah mengikuti sosialisasi ini saya menjadi lebih memahami kalau yang dibutuhkan orang tua tidak hanya uang dari anaknya tetapi juga waktu untuk menemani mereka dihari tuanya” kata Kharisma. (Dedy)