Dalam rangka mendukung penelitian dan pembelajaran melalui pengembangan inovasi berwawasan entrepreneur, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta menyelenggarakan workshop (29/03/2019) dengan menghadirkan Dr. Dadan Rosana, M.Pd., dosen dari FMIPA UNY yang juga merupakan konsultan pendidikan dan reviewer penelitian nasional LPDP dan DRPM serta Ashari, Direktur PT. Harimukti Teknik yang telah memproduksi produk-produk teknik dengan brand “Kanaba” kepanjangan dari Karya Anak Bantul.
PT. Harimukti Teknik merupakan produsen mesin laundry untuk rumah sakit, hotel dan industri lainnya yang telah berstandar SNI. Kanaba menurut Ashari berani memberikan pelayanan after sales yang sangat baik, yakni garansi hingga 10 tahun termasuk pelayanan servis cepat menjadi keunggulan Karya Anak Bantul ini untuk konsumen.
Dalam kesempatan ini, Ashari berbagi kisah perjuangannya dalam merintis usahanya. “S “Ide awal Kanaba bermula dari permintaan membuat mesin pengering pakaian yang terjangkau. Di medio 2009, harga mesin pengering masih sangat mahal hingga lebih dari Rp 12 juta,” kenangnya
“Kemudian saya coba buat model lemari, pakaian di hanger di dalamnya dan ada pemanas di bawah lalu ada blowernya. Berhasil satu bulan bisa menjual 20 buah dengan harga Rp 3,1 juta saat itu,” lanjutnya.
“Kini sebagian besar konsumen kami adalah rumah sakit, hotel, usaha laundry dan garmen yang tersebar di seluruh Indonesia dari Aceh hingga Papua. Total karyawan yang sebagian besar asli Bantul mencapai 60-an orang sedangkan untuk produksi setiap bulan di pabrik juga berkisar antara 30 hingga 40 unit dan terus kami kembangkan mengikuti permintaan pasar,” ungkap Ashari.
Di masa perjalanan Kanaba, berbagai tantangan muncul salah satunya, Ashari menceritakan kala ada permintaan untuk menyediakan mesin cuci dengan muatan kilogram lebih banyak. Berbekal basis rekayasa teknik, tantangan tersebut pun dijawabnya dengan memproduksi mesin cuci custom yang mampu menampung hingga 100 kilogram kain dalam sekali giling.
Sementara itu, Dr. Dadan Rosana pada sesi berikutnya menyampaikan tentang Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (INSinas) dan Riset Inovatif Produktif (RISPRO) yang dikelola oleh Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM), Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan (Ditjen Penguatan Risbang).
Dadan menekankan untuk tidak pernah ragu dalam mengajukan pada skema penelitian apapun. “Yang penting eligibilitas sudah terpenuhi, maka nekad saja untuk dimasukkan karena tidak bisa dipungkiri bahwa banyak inovasi besar yang bermula dari kondisi yang kepepet atau mendesak,” imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa pilar untuk membangun kompetensi ada tiga hal yaknik knowledge, skills, dan experience dimana pengalaman sebagai salah satu faktor utama membutuhkan keberanian. (hryo)