Sebagai daerah pariwisata, Yogyakarta dianggap biasa berkomunikasi dengan Bahasa Inggris. Ungkapan tersebut mungkin lumrah diutarakan oleh masyarakat awam di Indonesia, kami pun awalnya berpikir seperti itu. Sampai pada akhirnya, saat mencari permasalahan dan potensi di Desa Donokerto SAFEL UNY menemukan ironi dari ungkapan yang ringan diucapkan masyarakat awam di Indonesia tersebut. Beruntungnya, Tim Pelaksana PPK Ormawa SAFEL UNY, permasalahan tersebut sejalur dengan aliran organisasi mahasiswanya yaitu Bahasa dan Budaya Asing. SAFEL memiliki kapabilitas dan kapasitas yang dapat tersalurkan dengan maksimal di bidang tersebut dengan bantuan oleh Dosen Pendamping, PT, dan mitra kami.
Desa Donokerto memiliki 4 Desa Wisata aktif yaitu Desa Wisata Gabugan, Wisata Dusun Turi, Desa Wisata Pulesari dan Desa Wisata Kembangarum. Uniknya, semua Desa Wisata yang aktif dan menjadi kebanggaan Donokerto tersebut memiliki permasalahan yang sama yaitu “Bahasa Inggris”. Berangkat dari permasalahan di Donokerto tim SAFEL mencanangkan pengabdian dengan bentuk kelas English for Tourism. Ide tersebut tersalurkan dalam 2 kelas yaitu Tourism Corner dan Professional Corner yang sudah aktif berjalan sejak bulan Juli 2024 di Desa Wisata Gabugan dengan peserta dari 4 Desa Wisata aktif di Donokerto.
Pertemuan pertama dimulai dengan pembagian kuesioner pre-test untuk mengukur kemampuan awal para peserta. “Walaupun kami terkejut dengan hasil pre-test tersebut, kami senang saat mengetahui para peserta yang kebanyakan adalah bapak-bapak dan karyawan swasta ternyata sangat semangat mengikuti kelas kami” kata dosen pendamping Nila Kurnia Sari, S.Pd., M.Pd. Karena rasa semangat para bapak-bapak tersebut, disusun modul ajar yang sesuai dengan kemampuan dan minat mereka yaitu pariwisata dengan rasa penuh semangat. Tim SAFEL juga menyediakan tempat berlatih mengajar dan dukungan moral bagi para pengajar.