Universitas Negeri Yogyakarta selalu mensupport upaya mewujudkan iklim penelitian yang bisa dirasakan di lapangan secara langsung oleh masyarakat dengan konsep merdeka belajar kampus merdeka. Perguruan tinggi hadir bagian dari pentha helik membangun berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat desa dengan potensi alam dan kapabilitas sumber daya manusianya menyamput era aerometropolis Bandara Internasional Kulon Progo.
Sejalan dengan itu, dalam rangka mengembangkan potensi kualitas narasi media sosial dan mengenalkan potensi wisata yang ada agar lebih dikenal dan menjadi daya tarik bagi wisatawan, Badan Otorita Borobudur menyelenggarakan Lomba Karya Tulis Desa Wisata 2021.
Pada ajang tersebut, mahasiswa UNY kembali menorehkan hasil yang membanggakan. Melalui karya tulis populer mampu meraih juara 1 tingkat nasional dari 225 naskah yang terbagi di 16 kategori desa wisata obyek wisata di Jogja dan Jawa Tengah. Mahasiswa itu adalah Widodo mahasiwa PTK PPs UNY Angkatan 2020. Dengan mengambil sebagian dari research disertasi yang dipromotori oleh Prof. Dr. Moch Bruri Triyono, M.Pd., dan Prof. Dr. Putu Sudira, M.P., dengan tema payung besar masyarakat vokasional yang dipelopori pertama kali oleh Dr. (H.C).dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) yang saat ini menjabat sebagai kepala BKKBN.
“Pulang ke Rumah Simbah Humanisme di Desa Segajih” itulah judul karya tulis yang dipilih Widodo, dan mengantarkan sebagai pemenang. Pengumuman pemenang, disampaikan pada Jum’at (20/8) dalam acara Pengumuman Pemenang Lomba Karya Tulis Desa Wisata 2021 dan Talk Show “Desa Wisata Joglosemar Menuju ke Tingkat Global” yang diselenggarakan oleh Badan Otorita Borobudur melalui media YouTube https://www.youtube.com/watch?v=IEqQbB-dhiI.
Mengangkat akulturasi desa wisata Segajih dengan industri kreatif tentang wisata budaya, alam, dan buatan dengan kreatifitas edukasi menonjolkan edukasi tinggal bersama masyarakat yang humanis dengan sejuta kenangan. Dengan kerajinan UMKM Batik sundul langit, bowel, atraksi budaya, gula semut, tracking pule paying, outbond susur sungai, home stay di desa dengan standar hotel, dan CHSE dengan new normal. Nilai kebiasaan masyarakat yang humanis inilah ternyata banyak diminati para wisatawan yang bisa merasakan kenangan pulang ke rumah simbah.
Nama Segajih, menurut Widodo, berawal dari kisah dahulu kala yakni pernah ada pohon durian besar dan lebar yang menghasilkan buah durian yang manis berwarna putih tebalnya seperti daging gajih. Dari situlah tokoh sesepuh masyarakat sepakat menamai Desa Segajih hingga para pemuda sampai saat ini. Banyaknya potensi alam yang didukung oleh kegigihan masyarakat dengan semangat kerja keras dan gotong royong menjadi modal awal pendirian Desa Wisata Segajih yang dipelopori oleh Bapak Ali Subkan pada tahun 2018. Upaya ini mampu menghantarkan Desa Wisata Segajih sebagai bagian dari 67 desa wisata binaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2020.
Keunikan Desa Wisata Segajih menjual kenangan dengan hidup bersama-sama dengan masyarakat desa menginap belajar kultur kehidupan desa yang sangat kaya. Mulai dari wisata outbond yang terkoneksi dengan jelajah gunung ke pule payung, susur sungai, rumah penginapan (home stay), wisata edukasi, dan wisata budaya. Wisatawan yang tiba di lokasi akan disambut dengan atraksi kesenian gamelan dipadukan dengan tarian. Bahkan di tahun awal maret 2020 ditunjuk jadi tuan rumah Jamboree Internasional Scotland 2020 yang sudah ditandatangani 20 negara, dikarenakan aturan PPKM untuk off sementara. (Sud/Widodo).