Pentas Ketoprak Satyakarta Sudarsana Meriahkan Dies Natalis ke-61 UNY

Memeriahkan peringatan Dies Natalis ke 61, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menggelar pertunjukan seni ketoprak dengan judul “Satyakarta Sudarsana”. Seniman ketoprak diperankan oleh mahasiswa UNY, hasil kolaborasi antara Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya, bersama Fakultas Teknik.

Pagelaran ketoprak kali ini sangat luar biasa, karena disaksikan Wakil Menteri (Wamen) Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Dr. Fauzan dan para delegasi Forum Komunikasi Komite Audit PTN-BH seluruh Indonesia.

Dalam sambutannya Prof. Fauzan mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada UNY karena telah berhasil menjadi perguruan tinggi yang tidak sekadar didesain untuk tumbuhnya para ilmuwan, tetapi juga para budayawan .

Wamen Kemdikti Saintek juga sangat terkesan kepada mahasiswa UNY yang masih memiliki komitmen terhadap budaya Indonesia, khususnya budaya Jawa. Karena saat ini mengalami kelangkaan anak muda yang berkomitmen dengan budaya dan insyaallah dibarengi dengan akhlakul karimah dan mendoakan kepada para mahasiswa semoga menjadi teladan, menjadi tokoh-tokoh yang penting.

Pertunjukan lakon Satyakarta Sudarsana dibuka oleh kelompok karawitan Setyo Budoyo dari Dharma Persatuan Wanita (DWP) Fakultas Teknik UNY. Rektor UNY Prof. Sumaryanto dalam sambutannya menyampaikan bahwa pihak UNY bersyukur mendapat keberkahan yang luar biasa menyambut Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Dr. Fauzan sekaligus menjadi tuan rumah Forum Komunikasi Komite Audit PTN-BH 2025.

Prof. Sumaryanto menambahkan, UNY sebagai perguruan tinggi di bawah naungan Kemdikti Saintek berkomitmen untuk senantiasa mengoptimalkan seluruh kegiatan mahasiswa, baik yang bersifat kemahasiswaan maupun non kemahasiswaan.

Pementasan ketoprak Satyakarta Sudarsana yang digelar di Performance Hall FBSB UNY (7/5) menceritakan tentang kisah Raden Satya, putra Adipati Suranjana yang berkuasa di Kadipaten Purwasari. Dalam pementasan ini, ibu Raden Satya bernama Dewi Kartika mengalami insiden pembunuhan. Disinyalir, pembunuhan tersebut dilakukan oleh pelayan Bernama Raras.

Raden Satya prihatin terhadap kejadian tersebut. Dengan penuh amarah, ia bertekad untuk pergi dari kadipaten untuk mencari kebenaran atas kejadian ini. Raden Satya berprinsip untuk melenyapkan perkara yang tidak adil, karena sejatinya siapa yang menanam pasti akan menuai. Sehingga tersingkaplah Satyakarta Sudarsana.

Penulis
Wihdatun Na’im dan Wafiq Farihun Najihah
Editor
Sudaryono
Kategori Humas
IKU
IKU 7. Kelas yang Kolaboratif dan Partisipatif