Membangun Pola Pikir Juara Pada Permainan Tenis

Tenis bukan hanya olahraga fisik, tetapi juga olahraga mental yang membutuhkan daya tahan, kekuatan, dan ketangkasan yang tinggi, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa tenis adalah olahraga yang menantang yang membutuhkan fisik yang kuat. Selain membutuhkan fisik yang kuat, tenis merupakan olahraga individu yang membutuhkan mental yang luar biasa dimana menempatkan seluruh tanggung jawab dan akuntabilitas pada pemainnya. Pemain harus membuat semua keputusan, mengambil semua tindakan, dan menghadapi semua konsekuensinya, sehingga dalam tenis diperlukan kemandirian, kepercayaan diri, dan kesadaran diri yang kuat. Hal ini diungkapkan oleh Guru Besar Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan UNY Prof. Abdul Alim, Senin (6/1) di UNY.

Menurut Abdul Alim tenis adalah olahraga pertarungan satu lawan satu antara seorang pemain dan pemain lainnya. “Artinya, ketangguhan mental dan kemampuan sangat dibutuhkan oleh seorang pemain untuk tetap fokus dan tenang dalam menghadapi situasi pertandingan bertekanan tinggi” katanya. Pemain harus memiliki kemampuan untuk tetap fokus dan tenang dalam situasi tekanan tinggi, mengelola pikiran dan emosi, belajar bagaimana beradaptasi dengan perubahan kondisi di lapangan, menjaga kepercayaan diri dan kemampuan, serta menangani kesalahan-kesalahan dengan tangguh. Sehingga, olahraga tenis sangat membutuhkan kombinasi antara fisik dan mental untuk meraih kesuksesan.

Pria kelahiran Klaten, 29 November 1982 itu menyatakan bahwa tenis adalah permainan mental dan seringkali pemain merasa tegang, kurang percaya diri atau frustasi. “Situasi-situasi tersebut sering terjadi dan dirasakan oleh seorang pemain dan lebih parah lagi pemain tersebut tidak tahu harus bagaimana untuk keluar dari situasi tersebut” ujar Abdul Alim. Seberapa keras seorang pemain berlatih, apabila mengalami kurang fokus, kurang percaya diri, atau kendala mental lainnya saat bermain dalam pertandingan, maka tidak dapat mencapai potensi yang maksimal. Pemain tenis yang seperti ini menjadi cemas saat bertanding melawan lawan-lawan mereka. Meskipun tahu bahwa mereka memiliki kemampuan yang sama dengan lawannya, Pemain seperti ini memiliki ketakutan yang sangat besar bahwa mereka akan kalah. Pemain menjadi sangat khawatir hingga energinya terkuras. Pemain menjadi lamban di lapangan dan cepat lelah di awal pertandingan. Pola pikir negatif ini memberikan keunggulan mental kepada lawan sepanjang pertandingan.

Guru Besar dalam Ranting Ilmu/Kepakaran Pendidikan Kepelatihan Ketrampilan Tenis Lapangan tersebut mengungkapkan terdapat beberapa teknik yang dapat membantu pemain tenis mengelola emosi seperti kecemasan, marah, dan frustrasi, serta menjaga ketenangan dalam situasi yang menegangkan. Diantaranya yaitu (1) Teknik Pernafasan: Latihan pernafasan dalam (deep breathing) adalah cara yang efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan dan menenangkan diri. Pemain tenis dapat melakukan beberapa napas dalam dan napas keluar dalam hitungan perlahan untuk meredakan kecemasan sebelum atau selama pertandingan, (2) Pemusatan Perhatian (Mindfulness): Melatih pemusatan perhatian pada momen saat ini dapat membantu mengalihkan perhatian dari kekhawatiran masa depan atau kejadian yang telah terjadi. Pemain tenis dapat menggunakan teknik meditasi sederhana atau latihan mindfulness untuk membantu mereka tetap fokus dan tenang di lapangan dan (3) Self-Talk Positif: Mengubah pola pikir negatif menjadi self-talk positif dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kepercayaan diri. Pemain tenis dapat menggunakan kata-kata atau frasa positif seperti ‘Saya bisa melakukannya’ atau ‘Saya sudah melakukan yang terbaik’ untuk meningkatkan motivasi dan mengatasi ketakutan.

Dijelaskan warga Wedomartani Ngemplak Sleman itu, dalam membangun pola pikir juara seorang pemain tenis sebaiknya pemain tenis harus mampu menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan dari waktu-tertentu. “Ini membantu memberikan fokus yang jelas dan arah bagi pemain dalam perjalanan mereka menuju kesuksesan” tegas Abdul Alim. Selain itu pemain tenis perlu diberikan latihan mental dalam rutinitas latihannya, termasuk visualisasi, meditasi, dan relaksasi. Ini membantu memperkuat ketahanan mental dan mempersiapkan pemain untuk menghadapi tekanan yang ada di lapangan. Pemain tenis diajarkan untuk melihat kegagalan sebagai bagian alami dari proses belajar dan tumbuh. Pemain diajarkan untuk mengubah kegagalan menjadi peluang untuk memperbaiki diri dan berkembang juga harus dapat mengembangkan rutinitas latihan yang konsisten dan teratur untuk memperkuat keterampilan dan kekuatan mereka secara bertahap. Pemain tenis harus mampu untuk mengembangkan strategi mental yang cocok dengan gaya dan kepribadian mereka sendiri. Hal ini mencakup teknik pemusatan perhatian, manajemen emosi, dan pengaturan tujuan yang lebih dalam serta perlu mendapatkan dukungan mental dari pelatih mental dalam rangka membangun pola pikir juara dan meningkatkan kesejahteraan mental secara keseluruhan. Tidak lupa bahwa pemain tenis perlu mencari inspirasi dari atlet tenis lain yang telah sukses dalam membangun pola pikir juara. Melihat contoh-contoh positif dapat membantu mereka memotivasi diri sendiri dan tetap fokus pada tujuan mereka.

Penulis
Dedy
Editor
Sudaryono
Kategori Humas
IKU 5. Hasil Kerja Dosen Digunakan oleh Masyarakat