Tim peneliti dari UNY yang terdiri dari Prof. Dr. Eng. Ir. Didik Nurhadiyanto, ST., MT., IPU, ASEAN Eng., Dr. Ir. Apri Nuryanto, ST., MT., Dr. Heri Wibowo, ST., MT., dan Achmad Arifin, M.Eng., Ph.D. melakukan reverse engineering beberapa komponen drone untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Tim dibantu oleh beberapa dosen dan teknisi, yaitu Dr. Ir. Mujiyono, ST., MT., IPU., ASEAN Eng., Dr. Ir. Bayu Rachmat Setiadi, S.Pd., M.Pd., Virda Hersy Lutviana Saputri, ST., MT., Beni Tri Sasongko, ST., M.Eng., Ardani Achsanul Fakhri, S.Pd., M.Pd., dan Martanto, S.Pd.T., M.Pd. Selain itu kegiatan juga melibatkan 10 mahasiswa dari Departemen Pendidikan Teknik Mesin. Tim mendapatkan dana penelitian Program Dana Padanan (PDP) Direktorat Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi. Komponen yang dikembangkan berupa folding arm, landing skid, carbon tube, dan carbon plate. Selama ini komponen-komponen tersebut diimpor dari Tiongkok dengan biaya yang sangat mahal.
Menurut Didik, sprayer drone merupakan produk drone yang paling laku dari PT. Inovasi Solusi Transportasi Indonesia (PT. FROGS Indonesia) dan sangat efektif dalam pengolahan lahan pertanian modern. “Konsumen utamanya Gapoktan, Dinas Pertanian, dan petani milenial” kata Didik, Kamis (6/2/25). Permasalahannya, yang dimiliki oleh PT. FROGS Indonesia saat itu TKDN dan BMP-nya hanya 27,51% sehingga tidak memenuhi syarat proses pengadaan menurut Perpres Nomor 16 Tahun 2018 yang mensyaratkan minimal 40%. Oleh karena itu tim UNY berusaha menyelesaikan permasalahan tersebut dengan mengembangkan tiga bahan yaitu alumunium, serat karbon, dan campuran serat rami dan karbon. Hasil terbaik didapat dengan penggunaan karbon saja.
Peningkatan TKDN serta BMP hingga 40% dapat dilakukan dengan melakukan substitusi material impor melalui reverse engineering menggunakan material lokal. Langkah-langkah pengembangan komponen meliputi pengujian material eksisting, reverse engineering, pembuatan moulding, manufaktur cetakan, casting komponen baru, finishing, assembly dan ujicoba. “Penggunaan konponen lokal ini dapat menghemat anggaran pembelian hingga 50%” papar Didik.
Pada akhir penelitian tim berhasil menyelesaikan komponen diuji terbang. Hasil uji terbang drone bisa terbang dengan baik seperti komponen sebelumnya. Dilihat dari biaya produksi, komponen ini jauh lebih murah dibandingkan dengan membeli produk impor. Diharapkan produk ini dapat dibuat secara massal sehingga FROGS Indonesia tidak perlu mengimpor kembali komponen-komponen tersebut.