Sorotan tajam terhadap realita ketimpangan dalam dunia pendidikan dituangkan secara kreatif oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) angkatan 2023 melalui film pendek berjudul "Riot of Truth". Karya ini diputar dalam ajang Media Expo #3, sebuah pameran media edukatif yang digelar sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran inovatif di lingkungan FISIP UNY.
Video pembelajaran berdurasi singkat tersebut menggambarkan kisah dua siswa SMA, Reya dan Aksa, yang kecewa dan merasa dipermainkan oleh sistem seleksi pendidikan yang tidak adil. Kisah ini bukan hanya fiksi, tetapi juga cerminan dari keresahan sosial yang dirasakan oleh banyak pelajar terkait praktik ketimpangan dan penyalahgunaan kekuasaan dalam dunia pendidikan.
"Awalnya kita sepakat untuk mengangkat tema gejala sosial. Di dalamnya, kami fokus pada isu penyalahgunaan kekuasaan yang kerap terjadi di lingkungan sekolah," ujar Donya Gabriella, mahasiswa yang bertindak sebagai sutradara film tersebut. Dengan latar belakang dunia persekolahan yang lekat dengan kehidupan remaja, film ini menyisipkan isu-isu seperti kelas sosial, sistem peringkat akademik, hingga praktik jual beli kunci jawaban ujian. Semua elemen tersebut dibalut dalam narasi yang dekat dan mudah dipahami oleh pelajar SMA—segmen utama penonton film ini.
"Kita pengin ngasih tahu bahwa praktik-praktik seperti ini masih terjadi dan sering kali dianggap biasa. Padahal, itu adalah bentuk ketimpangan yang nyata," tambah Donya. Proses produksi film ini bukan tanpa tantangan. Donya mengaku sempat ragu mengambil peran sebagai sutradara karena sifatnya yang perfeksionis dan idealis. Selain itu, kurangnya partisipasi aktif dari rekan sekelas menjadi hambatan tersendiri yang memperlambat proses produksi hingga memakan waktu lebih dari dua minggu.
Meski demikian, Donya menilai karya angkatannya cukup berani dalam mengangkat isu-isu kritis yang aktual. Ia berharap melalui pendekatan film edukatif ini, siswa SMA tidak hanya menikmati tayangan visual, tetapi juga terinspirasi untuk bersikap kritis terhadap realitas sosial di sekitar mereka.
“Lewat film pendek ini, saya berharap mereka nggak cuma ngerti isi ceritanya, tapi juga mulai melihat gejala sosial dengan kacamata sosiologi dan meresponnya secara kritis,” pungkasnya. Media Expo #3 sendiri menjadi ruang ekspresi bagi para mahasiswa untuk menyampaikan gagasan, kritik sosial, serta inovasi media pembelajaran yang kontekstual dan berdampak. Kegiatan ini juga mendukung semangat UNY Berdampak dalam mendorong pembelajaran transformatif dan peka terhadap isu-isu sosial.