Eurasia Lecturer Series kembali hadir dengan episode keenam yang mengangkat tema krusial mengenai "Memajukan Desa melalui Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan". Acara yang diselenggarakan di Ruang Ki Hajar Dewantara, Fakultas Ilmu Sosial, Hukum, dan Ilmu Politik (FISHIPOL) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada Rabu, 16 April 2025, menghadirkan Fulia Aji Gustaman, M.A., seorang pakar dari Universitas Negeri Semarang, sebagai narasumber.
Dalam kesempatan tersebut, Mas Aji, demikian sapaan akrabnya, memaparkan materi yang sangat relevan dengan keahliannya di bidang pemberdayaan masyarakat, kebijakan, dan kesejahteraan sosial. Diskusi ini menjadi penting dalam konteks Eurasia Lecturer Series, terutama dalam memberikan pemahaman mendalam kepada mahasiswa mengenai konsep pemberdayaan yang tidak hanya bersifat sesaat, namun juga berkelanjutan.
Lebih lanjut, Mas Aji menekankan bahwa pembangunan dan pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup. Untuk mencapai tujuan tersebut, langkah awal yang krusial adalah mengidentifikasi kebutuhan dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat setempat. Salah satu metode yang efektif untuk memahami hal ini adalah melalui social mapping, atau yang juga dikenal sebagai social profiling. Proses ini melibatkan penjabaran profil komprehensif suatu wilayah masyarakat, mencakup aspek ekonomi, sosial, budaya, kelembagaan, dan lain-lain.
Dalam proses social mapping, metode Participatory Rural Appraisal (PRA) memegang peranan penting. Metode ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembangunan dan pengembangan kegiatan, sehingga menghasilkan peta sosial yang akurat dan representatif.
Melalui penyelenggaraan Eurasia Lecturer Series Episode 6 ini, diharapkan mahasiswa dapat memperoleh perspektif baru mengenai betapa pentingnya proses identifikasi masalah dan partisipasi masyarakat dalam upaya pemberdayaan yang berkelanjutan. Inisiatif ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pendekatan yang partisipatif dan berkelanjutan dalam memajukan masyarakat desa.