Untuk mengurangi limbah jelantah mahasiswa KKNR UNY 8340 mengolahnya menjadi lilin aromaterapi. Kegiatan dilakukan di Desa Pinggir, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul. Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Muhammad Raffi Argifari, Sony Ardiansyah Yekti Wibowo, Media Binar Yedeya, Ja'far Yanuar Sugrindo As Salafi, Syifa Kamila Khairunnisa, Rhiski Husniati, Najla Nashirah, Rahma Chairunissa, Restu Maisaroh dan Ratih Kumalasari Sujono.
Menurut Ketua KKN Muhammad Raffi Argifari jelantah merupakan minyak sisa penggorengan yang telah digunakan berulangkali. “Minyak jelantah yang tidak diolah dengan baik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan” kata Raffi, Senin (11/9). Selain itu mengkonsumsi minyak jelantah juga dapat menimbulkan bahaya seperti kanker dan penyempitan pembuluh darah yang dapat menimbulkan hipertensi, stroke dan penyakit jantung coroner.
Penanggungjawab kegiatan Rhiski Husniati memaparkan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah ini. “Awalnya rendam minyak jelantah bersama arang selama satu jam untuk mengabsorbsi bau dari minyak tersebut” kata mahasiswa prodi kimia FMIPA UNY tersebut. Kemudian panaskan minyak jelantah bersama stearin dan krayon lalu jika semua bahan sudah mencair dan agak mendidih ditambahkan aromatik. Kemudian aduk sebentar kemudian diangkat. Tuang cairan lilin aromatic tersebut dalam cetakan yang sudah diberi sumbu lalu diamkan hingga beku.
Salah satu anggota KKN Ratih Kumalasari Sujono mengatakan pemanfaatan limbah jelantah untuk dijadikan lilin aromaterapi ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang dapat digunakan sebagai sumber penerangan, dekorasi ruangan, media aromaterapi bahkan punya nilai ekonomis. “Manfaat lilin aromaterapi ini dapat mengatasi insomnia, mengurangi stress, serta memberi efek menenangkan dan merilekskan pikiran” ujar Ratih.
Penulis: Dedy
Editor: Sudaryono