Masih dalam rangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Ibu yang akan jatuh pada 22 Desember mendatang, Dharma Wanita Persatuan Universitas Negeri Yogyakarta (DWP UNY) mengadakan workshop “Mewiru Jarik Gaya Yogyakarta dan Lomba Berbusana Jawa Gaya Yogyakarta” bagi anggota DWP UNY pada Rabu, 4 Desember 2024 bertempat di Ruang Sidang Utama Rektorat. Acara dihadiri oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes., AIFO., beserta para Wakil Rektor, Para Dekan, serta Para Direktur Direktorat di UNY, juga ketua DWP UNY, Sulastri Sumaryanto dan jajaran pengurus DWP UNY.
Ketua DWP UNY, Sulastri Sumaryanto dalam sambutannya mengatakan bahwa workshop kali ini selain bertujuan untuk melatih ketrampilan ibu-ibu DWP UNY dalam memakai busana adat Yogyakarta juga untuk bersama-sama melestarikan pakaian adat Nusantara khususnya busana adat Yogyakarta yang nyaris terlupakan. Rektor UNY, Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes.,AIFO Ketika memberi sambutan sekaligus membuka acara mengatakan hendaknya kegiatan positif seperti ini sering diadakan karena sangat besar manfaatnya bagi para Ibu DWP UNY.
Dalam kegiatan ini, menghadirkan tiga narasumber yang kompeten di bidangnya, yaitu: Laila Nurul Himmah, M.Pd (Dosen Program Studi Teknik Tata Busana UNY), Dr. Dra. Pamularsih Wulansari, M.Sn., (Dosen Program Studi Pendidikan Seni Tari FBSB UNY), dan Dr. Wenty Nuryani (Dosen Program Studi Pendidikan Seni Tari FBSB UNY), acara workshop ini diikuti oleh 100 peserta lomba dari berbagai elemen UNY.
Narasumber pertama, Laila Nurul Himmah dalam presentasinya yang berjudul “Keserasian Busana Kebaya Nusantara” menjelaskan kebaya sebagiai salah satu busana tradisional khas simbol identitas bangsa memperkaya warisan budaya Indonesia. Laila juga menjelaskan beberapa unsur keserasian dalam berbusana kebaya, antara lain keserasian warna, keserasian motif, keserasian bentuk dan potongan, serta keserasian bahan. Pada akhir paparannya, Ia menjelaskan jenis-jenis Kebaya Nusantara, antara lain Kebaya Kartini, Kebaya Kutubaru, Kebaya Encim, Kebaya Bali, kebaya Sunda, dan Kebaya Modern.
Narasumber kedua, Pamularsih Wulansari Ketika menjelaskan presentasinya dengan judul “Berkebaya Gagrag Ngayogyakarto & Kebaya Nasional”, menjelaskan secara detail apa saja peralatan yang dibutuhkan untuk memakai wiron Gagrag Ngayogyakarto. Dan disertai demontrasi tata cara pembentukan dan penataan pemakaiannya. “Peralatan yang dibutuhkan yaitu kain gagrag Jogja, kebaya, selop, sanggul Teknik ngirung, serta perhiasan seperti bros, subang, peniti, long torso, korset, dan tali, “ ujarnya.
Narasumber terakhir, yaitu Wenty Nuryani dalam paparannya yang berjudul “Wiron Gaya Yogyakarta” menjelaskan arti Wiru. “Wiru adalah seni melipat kain (Jarik/ Jarit) yang merupakan bagian dari estetika dalam berbusana tradisional Jawa,” Jelas Wenty. Lalu Ia menjelaskan juga bahwa jarik atau jarit mempunyai beraneka ragam motif batik tradisi maupun kontemporer. Lipatan wiron berada di kedua ujung jarik dengan jumlah yang biasanya ganjil. Wiron dalam batik tertentu disesuaikan berdasarkan pola atau tata letak motifnya. Wenty menambahkan bahwa wiron dalam busana tradisional gaya Yogyakarta secara umum dibedakan menjadi tiga macam yaitu, Wiron Putra, Wiron Putri, dan Wiron Engkol. Wiron putra dan putri digunakan dalam berbusana Jawa harian, sedangkan wiron engkol digunakan untuk kalangan abdi dalem Keraton Yogyakarta. “Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mewiru antara lain, serat dan jumlah lipatannya, jumlah lipatan luar dan dalam harus sama, dan juga harus memperhatikan ukuran lipatan,“ tutup Wenty.
Selepas pemaparan para narasumber, dilanjutkan dengan lomba berbusana jawa gaya Yogyakarta. Diikuti oleh 29 peserta yang menampilkan gaya berbusana, satu persatu berjalan ke panggung untuk dinilai oleh para juri. Pada akhir acara narasumber yang juga merangkap sebagai juri dalam “Lomba Berbusana Jawa Gaya Yogyakarta” mengumumkan para pemenang dalam lomba kali ini. Untuk kriteria penilaian meliputi, Keserasian busana Gagrak Mataram (40%), keluwesan dan ekspresi serta kepercayaan diri (30%), penampilan (15%), serta kerapihan (15%).