Kebutuhan gizi pada manusia sangat penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan, terutama pada otak. Setiap makanan yang dikonsumsi memiliki manfaat masing-masing bagi tubuh karena kandungan nutrisi pada makanan berbeda-beda. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan gizi adalah mengonsumsi makanan tambahan berupa snack sehat yang dapat membantu memenuhi kebutuhan protein seperti olahan tempe. Tempe adalah satu jenis makanan dengan aneka nutrisi utamanya protein yang banyak digemari di kalangan anak muda karena rasanya yang asin dan gurih. Tempe dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan unik. Sayangnya, kebanyakan tempe hanya diolah menjadi keripik atau sebagai lauk.
Mahasiswa prodi Pendidikan Tata Boga Fakultas Teknik UNY Trivena Indah mencetuskan gyoza tempe, inovasi makanan kekinian berbasis tempe. Gyoza adalah pangsit khas Jepang yang berisi daging giling dan sayuran, dibungkus dengan kulit pangsit tipis. Gyoza bisa disajikan dengan cara direbus ataupun digoreng.
Menurut Trivena, awalnya ia terpikirkan membuat olahan tempe ini karena tugas kuliah yang menuntut membuat makanan berbahan dasar tempe dengan inovasi dan sasaran penikmat kuliner kalangan generasi Z. Maka pertimbangan lain mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga ini memilih gyoza adalah selera generasi Z yang condong pada makanan gurih. “Ide gyoza tempe muncul ketika mata kuliah inovasi produk boga yang mengharuskan mahasiswa berinovasi dengan bahan tempe. Untuk temanya adalah Tempe For Gen Z. Selain makanan kekinian, gyoza tempe mempunyai rasa gurih dan asin yang cenderung membuat generasi Z lebih tertarik” ungkap gadis dari Sleman itu. Lebih unik lagi, gyoza tempe buatan Trivena berisi daging ikan patin. Nutrisi yang terkandung pada ikan patin cukup banyak, diantaranya adalah protein, asam lemak omega 3, vitamin B12 dan sejumlah nutrisi lain. Selain itu, kandungan kolesterolnya cukup rendah dibandingkan ikan-ikan yang lain.
Langkah pembuatan gyoza tempe diawali dengan pembuatan tepung tempe. “Mulanya, tempe kedelai dipotong-potong kemudian kukus selama 15 menit lalu tiriskan. Setelah itu, tempe dikeringkan menggunakan cabinet dryer selama 15-20 jam dengan suhu 50 derajat. Setelah kering, tempe dihaluskan dengan miller dan diayak menggunakan ayakan 80 mesh” paparnya. Mahasiswi angkatan 2021 itu kembali menjelaskan proses pembuatan gyoza. Langkahnya adalah membuat kulit gyoza dari campuran tepung tempe dan juga terigu. Kemudian masukkan air hangat dengan garam dan di uleni hingga rata. “Setelahnya, diamkan selama 60 menit. Setelah mengembang, adonan dipotong menjadi beberapa bagian dan pipihkan menggunakan pasta maker dan cetak bulat diameter 8 cm” lanjut Trivena.
Trivena menjelaskan bahwa ia menggunakan ikan patin fillet yang dimarinasi dengan jeruk nipis untuk meminimalisir bau amis pada ikan. Kemudian, ia mencampur ikan patin, tempe kedelai yang sudah dikukus, jahe, bawang putih, dan garam dengan menggunakan chopper hingga halus. Setelahnya, adonan tersebut dipindahkan ke bowl dan diberi penyedap rasa, minyak wijen, irisan kol, irisan daun bawang, dan kecap asin. Isian gyoza yang telah jadi tersebut dimasukkan ke kulit lumpia. Terakhir, ia membentuk tempe tadi seperti gyoza dan dimasak hingga matang.