Tingkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Dengan Mencongak

Maghfiroh Izza Maulani

Matematika merupakan ilmu dasar yang unik dan menarik namun wajib dipelajari semua kalangan. Banyak ilmu lain yang penemuan dan pengembangannya bergantung dari matematika. Matematika tidak hanya ilmu hitung semata, melainkan illmu yang membutuhkan logika berpikir yang tinggi. Objek yang dipelajari tidak nyata pada lingkungan melainkan konsep abstrak yang dikembangan para ilmuwan terdahulu. Namun beberapa siswa menganggap matematika itu sulit, tidak dapat dimengerti, dan sama sekali tidak menarik. Salah satu penyebab matematika tidak disukai adalah karena lemahnya berhitung. Di lain sisi, siswa yang sulit memahami matematika tentunya memiliki banyak faktor. Salah satunya adanya hambatan berhitung. Siswa yang mengalami hambatan berhitung tentunya akan berdampak pada kegiatan selanjutnya. Biasanya pada materi-materi lain pun akan menjadi lebih sulit dipahami terlebih untuk materi yang lebih kompleks. Salah satu strategi yang digunakan untuk berhitung di luar kepala adalah mencongak. Inilah yang menarik perhatian mahasiswa prodi matematika Fakultas MIPA UNY untuk meneliti strategi mencongak dalam mengatasi hambatan berhitung. Dia adalah Maghfiroh Izza Maulani.

Menurut Izza, mencongak adalah salah satu strategi yang khas dari pembelajaran matematika. “Mencongak jika dilakukan terus menerus maka akan membuat siswa terbiasa melakukan penghitungan dimana hal ini bisa menekan hambatan berhitung yang marak terjadi pada peserta didik. Terlebih pada materi-materi dasar yang harus dikuasai sebagai bahan memahami pengetahuan setelahnya” ungkapnya. Mencongak dalam matematika adalah menghitung di luar kepala tanpa menggunakan alat bantu dan langsung menuliskan hasilnya. Mencongak juga dapat diartikan sebagai kegiatan menghitung di luar kepala atau dengan ingatan saja yang tertulis hanya hasil hitungan/pendapat. Metode mencongak cukup mudah diterapkan. Pada kegiatan mencongak, guru memberi pertanyaan secara lisan dalam batas waktu tertentu kepada seluruh siswa. Kemudian, siswa menuliskan jawabannya di kertas masing-masing. Hal ini biaya dilakukan secara berulang setiap harinya hingga menjadi sebuah pembiasaan.

Warga Tersan Gede, Salam, Magelang itu memaparkan, mencongak memiliki banyak manfaat diantaranya dapat meningkatkan keterampilan berhitung. Keterampilan siswa dalam melakukan perhitungan akan membuat daya pikir bertambah baik dan mempertajam ingatan. Kecepatan dan ketelitian dari mencongak bermanfaaat bagi keterampilan menyelesaikan soal matematika. Tujuan mencongak yang kontinu tidak sekadar ingat dan hafal tetapi rekat dan melekat di pikiran siswa. Hal ini menunjukkan bahwa strategi mencongak sangat penting” ujarnya. Materi yang dapat dipakai dalam strategi mencongak biasanya adalah materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Biasanya, mencongak digunakan untuk materi-materi dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, maupun pembagian bilangan bulat.

Penerima beasiswa bidikmisi tersebut menambahkan bahwa mencongak mempunyai beberapa kelebihan seperti dapat menilai keterampilan siswa dalam berhitung, atau membantu siswa menghitung cepat tanpa alat bantu (tabel perkalian dan kalkulator) atau media hitung seperti lidi dan manik-manik. Ditemukan juga fakta bahwa mencongak dapat meningkatkan prestasi belajar dan hasil belajar siswa, mengajak siswa bepikir cepat, melatih aspek motorik, mempertajam daya ingat dan daya pikir siswa serta mudah diterapkan dan dapat menciptakan kebersamaan antara guru dan siswa. Namun di sisi lain mencongak juga punya kekurangan diantaranya bagi siswa yang lemah dalam mengingat atau menghafal akan kesulitan dalam melakukan hitung cepat dan pelaksanaannya tidak dapat dilakukan dalam waktu sekejap karena dalam pelaksanaan mencongak ini harus rutin dilaksanakan supaya mendapatkan hasil yang maksimal.

Berdasarkan penelitian ini, Izza menyimpulkan bahwa pembiasaan strategi mencongak yang dilakukan secara kontinu dapat mengatasi hambatan berhitung utamanya dalam materi-materi dasar. Hal ini karena peserta didik akan terbiasa menghitung di luar kepala dalam kurun waktu yang relatif singkat. Jika dijadikan kebiasaan, tentunya akan membuat peserta didik semakin mahir hingga dapat dikatakan mengurangi hambatan berhitung. “Bagi guru atau pengajar yang langsung berinteraksi dengan peserta didik, tidak ada salahnya menerapkan strategi mencongak untuk materi-materi dasar. Sehingga nantinya strategi mencongak semakin berkembang dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Bahkan, diharapkan nantinya ditemukan terobosan-terobosan baru agar kualitas pendidikan di Indonesia semakin maju” tutup Izza. Paparan tentang pembiasaan strategi mencongak dapat mengatasi hambatan berhitung ini disampaikan dalam seminar nasional matematika FMIPA UNY belum lama ini. Ini merupakan salah satu upaya UNY pada agenda pembangunan berkelanjutan dalam bidang pendidikan bermutu. (Dedy)