“Magic hands”, begitulah istilah yang diberikan Huang Wen Ching, Ph.D., dosen sekaligus pendamping kegiatan Internship Program National Taipei University of Nursing and Health Sciences (NTUNHS), Taiwan ketika berhasil melakukan terapi cedera pada salah satu peserta intership. Tahun ini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY kembali menerima seorang dosen dan sembilan mahasiswa peserta internship program dari NTUNHS Taiwan. Program tersebut merupakan implementasi MoU antara UNY dan NTUNHS sejak tahun 2016. Sama seperti materi internship dua tahun lalu, kali ini para peserta diberikan pelatihan fitness/ sport massage dan therapy massage. “Merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan tersendiri kami diizinkan melakukan program ini untuk kedua kalinya, kami berharap mahasiswa kami tidak hanya mendapatkan ilmu dan pengalaman, tetapi juga mempelajari budaya dan masyarakat Yogyakarta pada khususnya dan Indonesia pada umumnya”, ungkap Huang.
Internship program dengan materi pembelajaran sport massage dan therapy massage menjadi daya tarik yang lebih bagi dosen dan mahasiswa asing. Di bawah bimbingan Dr. Ali Satia Graha dan Dr. Bambang Priyonoadi, FIK UNY memiliki reputasi nasional dan internasional dalam hal massase. Seluruh peserta diharapkan mampu mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru tentang terapi kebugaran dan terapi cedera Metode Ali Satia Graha. Selain sebagai sarana penyebarluasan ilmu pengetahuan, program tersebut sangat diminati mahasiswa asing sehingga mampu menambah jumlah mahasiswa asing yang belajar di FIK UNY. Lebih dari itu, peluang FIK UNY dan NTUNHS dalam kerjasama kelembagaan dapat dikembangkan dalam berbagai hal seperti joint research, beasiswa S-2 NTUNHS, dan PPM, demikian disampaikan Dekan FIK, Prof. Dr. Wawan S. Suherman.
Materi internship mencakup pengenalan kampus, pembelajaran teori di kelas, observasi di Klinik Terapi FISIK FIK, dan ujian akhir berupa presentasi dan praktikum penanganan pasien klinik. Seluruh peserta tampak penasaran dan tertarik mengikuti setiap sesi yang diberikan sejak 8 Juli hingga awal Agustus ini. “Setelah mengikuti pembelajaran teori di kelas, seluruh mahasiswa melakukan observasi dan penanganan di klinik terapi didampingi terapis yang sudah berpengalaman”, ungkap Dr. Ali Satia Graha. (SP27)