Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran geografi, sangat membutuhkan peran teknologi pembelajaran. Untuk itu pembelajaran geografi harus banyak melakukan upaya-upaya untuk menghasilkan karya-karya kreatif, inovatif, dan solutif, yang disesuaikan dengan perkembangan konsep teknologi pembelajaran. Upaya-upaya tersebut dari waktu ke waktu membawa konsekuensi pada penciptaan iklim pembelajaran yang mampu menfasilitasi pembelajaran dalam berbagai kondisi dan latar belakang peserta didik, baik secara horisontal maupun vertikal, mudah, dan meluas, serta menciptakan pembelajaran yang menyenangkan (enjoyment atau joyful learning), fleksibel dalam dimensi waktu, ruang, serta mengembangkan potensi peserta didik secara individual. Untuk itulah teknologi pembelajaran yang secara sengaja dan kreatif dirancang untuk membantu memecahkan permasalahan pembelajaran termasuk pembelajaran geografi. Demikian diungkapkan Prof. Dr. Mukminan dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Teknologi Pembelajaran Geografi pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. Pidato berjudul “Peran Teknologi Pembelajaran Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Geografi” itu dibacakan dihadapan rapat terbuka Senat di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY Rabu (6/2). Mukminan adalah guru besar UNY ke-137.
Menurut pria kelahiran Purworejo, 6 September 1953 tersebut, teknologi pembelajaran dalam konteks kekinian/kontemporer merupakan sesuatu yang menarik perhatian bagi pihak-pihak yang memiliki komitmen terhadap pembelajaran geografi. “Dengan mengenal dan memanfaatkan teknologi pembelajaran diharapkan pembelajaran geografi akan lebih bisa diarahkan pada upaya perbaikan secara terus menerus, efektif-efisien, benar, dan objektif” katanya. Jika hal ini dibiasakan dalam pembelajaran, diharapkan pembelajaran juga akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan era-nya. Produk teknologi pembelajaran dalam bentuk media dan sumber-sumber pembelajaran yang bersifat virtual (maya) merupakan alternatif sumber informasi pembelajaran bagi siapa saja yang menghendakinya. Jika pembelajaran ingin memiliki legitimasi akademik yang tinggi dan memiliki relevansi dalam proses pembelajaran dengan tuntutan masyarakat dan juga stake holders–nya, maka pembelajaran geografi harus senantiasa melakukan berbagai inovasi agar tidak ketinggalan jaman. Konsekuensinya, perubahan-perubahan dalam proses pembelajaran harus dilakukan secara tersistem dan berkelanjutan, disesuaikan dengan perkembangan konsep teknologi pembelajaran.
Doktor Teknologi Pendididikan IKIP Jakarta tersebut mengatakan untuk mengimplementasikan peran teknologi pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pembelajaran geografi, perlu diperhatikan 6 hal berikut yaitu sasaran program, output, manfaat, dampak, dukungan yang diperlukan serta komponen yang terkait. Tentu masih banyak masalah yang harus dipecahkan terkait dengan upaya mengimplementasikan peran teknologi pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pembelajaran geografi ini, apalagi dikaitkan dengan era Revolusi Industri 4.0. Upaya ini memerlukan semangat dan sikap intelektual dan ilmiah, kemauan dan kemampuan untuk mencapai kesempurnaan (excelence), usaha keras dan sungguh-sungguh dari seluruh komponen terkait, disamping pertukaran ide dan gagasan (shared vision) serta komitmen bersama (mutual commitment) yang tinggi dari semua komponen terkait.
Warga Kalangan Umbulharjo Yogyakarta tersebut menegaskan, teknologi pembelajaran yang dirancang secara baik dan kreatif kiranya merupakan alternatif yang akan banyak memberikan manfaat dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran geografi. Berbagai bentuk pengalaman belajar terkait dengan fenomena-fenomena geografis, baik yang bisa didapatkan melalui kegiatan di dalam kelas maupun di luar kelas, dapat dikemas ke dalam berbagai metode maupun media pembelajaran, mulai dari yang konvensional hingga yang kontemporer. Misalnya multimedia pembelajaran yang berbasis komputer, e-learning, e-library, e-education, e-mail, e-laboratory, e-book, dan lain-lain sebagai ciri era digital. (Dedy)