Couplepreneur Alumni UNY Kenalkan Batik Sawit Ramah Lingkungan pada Gelaran Innovation Festival Suzhou 2024 di China

Batik sawit di China

Perusahaan couplepreneur alumni UNY asal Kota Yogyakarta, CV. Smart Batik Indonesia memperoleh undangan dalam kegiatan Innovation Festival (InnovFest) Suzhou 2024 belum lama ini. InnovFest Suzhou merupakan festival inovasi dan kewirausahaan internasional di China yang diselenggarakan oleh National University of Singapore Research Institute (NUSRI) Suzhou yang juga didukung oleh NUS Enterprise. Program ini menjadi media penghubung antara perusahaan teknologi Tiongkok dengan inovasi di luar negeri. Sejak tahun 2015, InnovFest telah menarik lebih dari 4.600 peserta dari 2.400 organisasi, memamerkan lebih dari 430 proyek teknologi inovatif baru dari lebih dari sepuluh negara. Pada tahun 2024, tema yang diambil adalah AI & Digitalisasi dan Keberlanjutan.

Pada kesempatan ini, tim dari Smart Batik diwakili oleh Miftahudin Nur Ihsan selaku CEO dan Dinar Indah Lufita Sari selaku COO. Baik Ihsan maupun Dinar merupakan alumni dari Fakultas MIPA UNY. Ihsan merupakan alumni program studi pendidikan kimia tahun 2016, sementara Dinar merupakan alumni program studi kimia tahun 2018. Keduanya, memulai bisnis bersama semenjak menikah dan fokus mengembangkan inovasi-inovasi melalui usaha yang digelutinya.

Ihsan menyampaikan terima kasih karena telah memberikan kesempatan pada Smart Batik. Diketahui, Smart Batik memperoleh undangan atas rekomendasi dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Republik Indonesia (LPDP RI) karena satu tahun terakhir telah mengembangkan industri batik ramah lingkungan dengan memanfaatkan malam (lilin batik) sawit dan menggunakan pewarna alami. Hal ini sesuai dengan salah satu tema yang diusung pada InnovFest Suzhou 2024. “Terima kasih kami sampaikan kepada NUSRI Suzhou dan juga LPDP RI yang telah memberikan kesempatan kepada kami. Setahun ini kami bermitra dengan Bank Indonesia DIY, Pemda DIY, BPDP Kelapa Sawit, Pemkot Yogyakarta, Rumah BUMN, dan mitra lainnya mencoba mewarnai industri batik tanah air, dengan mengembangkan batik malam sawit serta pewarna alami. Kegiatan ini mudah-mudahan menjadi jalan pembuka bagi kami untuk mengenalkan Batik Indonesia ke seluruh dunia,” ungkap Alumni Penerima Beasiswa LPDP MBA UGM tersebut.

Sementara, Dinar menambahkan pada kesempatan ini Smart Batik mencoba memberikan edukasi tentang batik dan konsep 3P yang dijalankan. “Selama kegiatan di China, kami memberikan edukasi tentang Batik Indonesia dan menceritakan tentang konsep bisnis yang kami usung, yaitu mempertimbangkan people, profit, dan planet (3P),” ungkap mahasiswa S3 Ilmu Kimia UGM tersebut.

Penulis
Miftahudin Nur Ikhsan
Editor
Dedy
Kategori Humas
IKU 1. Lulusan Mendapat Pekerjaan yang Layak