Indonesia dikenal kaya akan tradisi kuliner dan minuman herbal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dusun Kalipenten, yang terletak di Desa Kaliagung, Sentolo, Kulonprogo memiliki potensi minuman herbal yang belum populer di kalangan masyarakat, yaitu Wedang Seruni. Minuman ini terbuat dari sereh dan jahe, yang dikenal memiliki khasiat kesehatan yang melimpah. Selain karena rasa khas yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, kemudahan dalam menyajikannya juga menjadi potensi yang menjanjikan untuk dikembangkan. Maka dari itu, kelompok KKN-M UNY 19102, yang beranggotakan Dhayu Inggardi, Gilang Faiq Noor Gymnastiar, Ayu Nurfijanah, Nazhifa Shabrina Mizani, Grandis Wahyuning Dewandaru, Hannan Hastungkoro, Annisa Putri Megananda, dan Zulfa Lailatus Sofa melihat peluang tersebut hendak mengembangkan potensi produk minuman tradisional Wedang Seruni ini. Pemilik UMKM Wedang Seruni di Dusun Kalipenten dapat dengan mudah menemukan bahan - bahan untuk membuat wedang ini karena keseluruhan bahan tersedia di sekitar lingkungan mereka.
“Sebenarnya membuat Wedang Seruni ini gampang mas, saya tinggal ambil saja bahan - bahannya dari kebun atau beli di pasar di sekitar sini” ucap Maryono selaku pemilik UMKM Wedang Seruni, Selasa (29/10). Bahan - bahan yang diperlukan untuk meracik Wedang Seruni diantaranya adalah Sereh, Jahe, Jeruk Nipis, Kapulaga, Cengkeh, Gula Batu, Kayu Manis, dan Biji Selasih. Kesemua bahan ini kemudian tinggal diseduh menggunakan air mendidih 200-300 ml pada gelas dan siap untuk disajikan. Namun, untuk meningkatkan daya saing dan membuka peluang pasar yang lebih luas, pelaku UMKM menyadari perlu adanya inovasi dalam bentuk pengembangan produk. Karena pada saat ini, bahan - bahan dasar dari Wedang Seruni tidak dapat bertahan lama dan belum dapat dikirim ke berbagai wilayah.
Mengetahui permasalahan tersebut, KKNM UNY 19102 melakukan pendampingan untuk mengoptimalisasikan produk Wedang Seruni ini. Pemilik UMKM diajarkan bagaimana mengubah bahan - bahan menjadi produk kering melalui proses pengeringan sederhana. Proses pengeringan ini dimulai dari pemotongan bahan-bahan utama seperti jahe, sereh, dan jeruk. Langkah pertama adalah pemotongan jahe, di mana jahe dibersihkan terlebih dahulu dengan cara disikat untuk menghilangkan tanah dan debu setelahnya dicuci bersih menggunakan air. Jahe kemudian dipotong dengan ketebalan sekitar 2 ruas jari. Selanjutnya, lakukan pemotongan sereh. Sereh dibersihkan dengan cara disikat hingga bersih, lalu bagian batang yang berwarna putih (bagian bawah yang lebih tebal) dipotong menyerong dengan ketebalan sekitar 1-2 cm per potongan. Setiap lapisan sereh juga perlu dipisahkan untuk memudahkan proses pengeringan. Langkah berikutnya adalah pemotongan jeruk peras, setelah dicuci bersih kemudian dipotong menjadi 3-4 bagian dengan ketebalan masing-masing sekitar 1 cm. Setelah semua bahan dipotong, proses dilanjutkan dengan pengeringan menggunakan oven. Pertama-tama, oven dipanaskan terlebih dahulu selama 10-15 menit. Potongan jahe kemudian diletakkan di atas loyang atau nampan yang tipis berbahan alumunium. Usahakan bahan-bahan tidak saling menumpuk agar proses pengeringan bisa lebih merata. Jika menggunakan beberapa loyang, penting untuk memberikan jarak antar loyang untuk memastikan sirkulasi udara yang baik. Loyang yang telah berisi bahan dimasukkan kedalam oven dan proses pengeringan berlangsung selama 3 jam untuk jahe, 4 jam untuk jeruk, dan 1 jam untuk sereh. Lama pengeringan dapat bervariasi tergantung ketebalan irisan bahan dan kondisi oven yang digunakan. Selama proses pengeringan, bahan perlu dicek secara berkala untuk memastikan tidak menjadi terlalu kering atau gosong. Jika diperlukan, bahan bisa dibalik untuk memastikan pengeringan yang merata. Proses ini juga sama dilakukan untuk sereh dan jeruk.
Setelah proses pengeringan selesai dan bahan-bahan terasa renyah, bahan dikeluarkan dari oven dan didinginkan secara alami pada suhu ruang. Setelah benar-benar dingin, bahan kering disimpan dalam toples atau wadah kedap udara untuk menjaga kualitas dan ketahanannya. Pastikan wadah disimpan pada tempat yang sejuk dan kering agar bahan tetap terjaga kualitasnya dan siap digunakan kapan saja. Dengan adanya pengeringan bahan, produk diharapkan menjadi lebih awet, dapat dikemas dengan menarik, dan juga lebih mudah didistribusikan.
Mengkonsumsi wedang seruni memiliki berbagai manfaat yang baik untuk kesehatan. setiap bahan seperti jahe, jeruk, sereh, kapulaga, cengkeh, kayu manis tidak hanya nikmat ketika diseduh melainkan juga memberikan khasiat bagi tubuh diantaranya ialah mengandung vitamin C yang berasal dari jeruk mampu meningkatkan daya tahan tubuh, jahe yang baik untuk mengurangi peradangan, sereh yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah, kapulaga yang juga bermanfaat mengontrol tekanan darah, kayu manis yang memiliki manfaat mengurangi infeksi gigi dan mulut, dan cengkeh yang mampu mengontrol kadar gula darah.
Serenity, adalah nama yang dipilih untuk menjadi branding pengembangan produk Wedang Seruni ini. Nama “Serenity” terinspirasi dari bahan utamanya, sereh dan kata “Serenity” yang berarti ketenangan, mencerminkan tujuan dari adanya minuman ini untuk memberikan rasa nyaman bagi siapa saja yang menikmatinya. Keberadaan Serenity tidak hanya sebagai minuman yang nikmat tetapi juga menyegarkan dengan kandungan sereh yang dikenal memiliki efek menenangkan dan jahe yang menghangatkan tubuh.
Keberhasilan pengembangan Serenity menjadi bukti nyata bahwa optimalisasi empon-empon bisa menjadi peluang besar untuk menggerakkan ekonomi lokal. Dengan dukungan dan pendampingan yang tepat, minuman tradisional Wedang Seruni dapat menjadi produk unggulan untuk membuka jalan baru bagi pertumbuhan UMKM di Dusun Kalipenten. Serenity tidak hanya menawarkan cita rasa, tetapi juga memberikan pengalaman yang mendalam tentang ketenangan dan kesehatan, menjadikan setiap tegukan sebagai bentuk penghormatan pada kekayaan budaya dan tradisi yang kita miliki.