Mahasiswa Nanyang Polytechnic Pelajari Batik, Gamelan, dan Tari dalam Program OELP UNY 2024

Mahasiswa NYP belajar gamelan

Dalam rangka program Overseas Education and Learning Programme (OELP) 2024, mahasiswa Nanyang Polytechnic (NYP) Singapura mengunjungi Museum Pendidikan Indonesia untuk mempelajari sejarah pendidikan. Setelah itu, mereka mengikuti serangkaian workshop untuk lebih mendalami budaya Indonesia. Workshop tersebut terdiri dari workshop batik jumputan di Fakultas Teknik UNY serta workshop gamelan dan tari Golek Menak di Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya UNY pada Selasa (1/10). Acara ini merupakan salag satu bagian tujuan pembangunan berkelanjutan dalam bidang pendidikan dan kemitraan. Agenda pada hari kedua diakhiri dengan makan malam di restoran Suwatu by Mil&Bay sambil menikmati pemandangan matahari terbenam.

Di Fakultas Teknik UNY, mahasiswa NYP mendalami pewarna alami dan mempelajari bagaimana pemanfaatannya untuk menghasilkan karya batik yang indah dan ramah lingkungan. Menurut dosen FT Achmad Arifin, Ph.D., workshop diawali dengan seminar bertema ‘Sustainability in Batik Painting’. Selama seminar, mahasiswa belajar tentang dampak lingkungan dari metode pewarnaan batik tradisional dan pentingnya penggunaan pewarna alami. “Mahasiswa juga akan mendapatkan wawasan tentang penelitian dan inovasi terkini dalam produksi batik berkelanjutan,” paparnya. Setelah seminar, mahasiswa berkesempatan untuk mengeluarkan kreativitas dengan mempraktikkan teknik batik jumputan, yaitu metode pewarnaan dengan mengikat kain untuk menghasilkan pola-pola tertentu. Di bawah bimbingan perajin berpengalaman, mahasiswa belajar cara mengikat kain mori yang diisi dengan kelereng menggunakan karet gelang untuk membuat motif batik jumputan dan mengeksplorasi penggunaan pewarna alami. Hasil kreasi batik unik bisa dibawa pulang sebagai cinderamata tradisional Indonesia.

Di Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya UNY, mahasiswa NYP berkesempatan belajar memainkan gamelan. Menurut Nila Kurnia Sari, M.Pd, dosen FBSB UNY, tujuan utama dari pelatihan gamelan ini adalah memberikan pemahaman mendalam tentang teori musik gamelan, notasi, serta teknik bermain instrumennya. "Melalui latihan memainkan berbagai instrumen gamelan, mahasiswa diajak memahami makna budaya gamelan yang mendalam dalam konteks sosial dan spiritual masyarakat Jawa," jelas Nila. Mahasiswa juga diajak bekerja sama dalam kelompok untuk membentuk ansambel musik yang harmonis, dengan bimbingan langsung dari ahli gamelan yang memberikan instruksi serta umpan balik personal. Mereka tidak hanya belajar memainkan gamelan, tetapi juga mendapatkan pemahaman lebih dalam mengenai budaya Jawa, termasuk nilai perdamaian, toleransi, dan penghargaan terhadap keberagaman budaya Indonesia. Dengan menguasai teknik duduk, gerakan tangan, dan cara bermain yang benar, mahasiswa berperan dalam menciptakan harmoni ansambel dan merasakan kebersamaan dalam mencipta musik.

Selain belajar gamelan, mahasiswa NYP juga mengikuti workshop Tari Golek Menak, sebuah tarian klasik Keraton Yogyakarta yang menggambarkan pewayangan Golek Menak—wayang yang terbuat dari kayu dan mengenakan busana seperti manusia. Menurut Nila Kurnia Sari, M.Pd, mahasiswa NYP akan memahami lebih dalam bagaimana seni tradisional ini mampu menjadi media untuk mendukung praktik keberlanjutan dan meningkatkan kesadaran lingkungan. "Melalui gerakan-gerakan dalam Tari Golek Menak, mahasiswa belajar tentang pentingnya harmoni dan keseimbangan, serta penghormatan terhadap alam, yang diwujudkan dalam koreografi dan simbolisme tari tersebut," tambahnya. Selain mempelajari gerakan dan koreografi, mahasiswa juga mempelajari sejarah dan manfaat menari Tari Golek Menak, di mana terdapat gerakan menyerupai perlindungan diri.

Dalam kunjungannya ke Fakultas Teknik UNY, salah satu mahasiswa NYP, Felix Chua, mengungkapkan kekagumannya saat mencoba membuat batik jumputan. "Saya belum pernah mencoba membuat batik jumputan menggunakan kelereng dan karet gelang. Saya kagum saat kain yang sudah diikat tersebut dicelupkan ke pewarna dan dikeringkan. Ketika talinya dilepas, terlihat pola yang sangat indah. Menarik sekali belajar tentang sejarah dan cara pembuatan pewarna alami batik. Sekarang saya merasa ingin lebih banyak belajar dan akan membagikan pengalaman saya membuat batik dengan sahabat dan keluarga saya di Singapura” katanya.

Lebih lanjut, Felix Chua juga menyampaikan ketertarikannya untuk mempelajari Tari Golek Menak dan mempromosikannya kepada sahabat dan keluarganya di Singapura. "Merupakan tantangan bagi saya saat mencoba menarikan Tari Golek Menak ini. Saya tidak sabar untuk membagikan pengalaman saya serta merekomendasikan teman-teman di NYP untuk mencobanya juga” kata Felix.

Penulis
Adha Estu Rizqi Susetya Radi
Editor
Dedy
Kategori Humas
MBKM
IKU 2. Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus
IKU 5. Hasil Kerja Dosen Digunakan oleh Masyarakat
IKU 6. Program Studi Bekerjasama dengan Mitra Kelas Dunia
IKU 7. Kelas yang Kolaboratif dan Partisipatif